Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jutaan Ucapan Selamat untuk Hari Guru

25 November 2020   17:37 Diperbarui: 25 November 2020   17:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tribun. pontianak. Tribunnews.com

Hampir semua WAG, facebook, line, twitter, YouTube dan media sosial lainnya mengucapkan Selamat hari guru. Sebagai guru tentunya terharu, sekaligus terpacu untuk bisa berkontribusi mencerdaskan bangsa. Selama ini sebagai guru apa peran penting yang bisa menggambarkan betapa pentingnya guru sebagai penanam budi pekerti, pondasi pengetahuan bagi para siswanya? Apakah Benar pendidikan dan pengajaran Indonesia masih ketinggalan jauh dengan negara lain, terutama negara -- negara maju, seperti Singapura, Amerika Serikat, Eropa pada umumnya, China, Korsel dan Jepang.

Guru selalu menjadi sorotan, menjadi salah satu faktor mengapa pendidikan di Indonesia ketinggalan dengan negara lain. Ada beberapa hal yang sering menjadi persoalan tentang guru. Banyak guru yang masih pas- pasan atau minim pengetahuan sehingga ketika mengajar cenderung teksbook. Mengajar berdasarkan buku teks saja, selebihnya tidak ada. Ada guru yang hanya mengajar karena kewajiban saja, tidak didasarkan rasa pengabdian dan ketulusan. Banyak guru yang menganggap mengajar sebagai pelarian saja.

Kini persoalan guru ditambah lagi dengan munculnya guru yang melakukan pelecehan terhadap siswanya, Banyak guru yang ternyata kelakuannya tidak mencerminkan sebagai sosok yang mampu digugu dan ditiru. Baru - baru didengar seorang guru honorer ditangkap karena kedapatan sedang mengkonsumsi sabu dan  banyak permasalahan lain yang membuat martabat guru terperosok ke jurang yang sangat dalam.

Jutaan ucapan dan penghargaan terhadap guru bergema, mengharuskan guru introspeksi, tidak jumawa, tidak besar kepala karena sesungguhnya semua ucapan itu membuat guru mesti waspada dan harus kembali mendorong diri sendiri untuk belajar lagi, mengembangkan ilmu pengetahuannya, mengikuti perkembangan dunia dengan digitalisasi semua lini. Era ini mendorong guru untuk inovatif dan terus belajar agar tidak ketinggalan. Kalau guru gabtek bagaimana mengajarkan anak didiknya untuk mencapai level tinggi pendidikan. Mau tidak mau guru harus selalu harus belajar agar mampu mengimbangi perkembangan teknologi yang cepat berubah dan berkembang.

Profesor Doktor, Presiden, Menteri, Panglima ABRI, Pengusaha. Dokter, Insinyur tidak muncul ujug- ujug. Mereka harus mengikuti alur hidupnya dengan belajar di bangku sekolah. Dari pra TK, TK, SD, SMP, SMA SMK, perguruan tinggi sampai ke jenjang tertinggi untuk meraih gelar doctoral.

Proses belajar tidak instan langsung pandai, tetapi melalui proses pendidikan berjenjang. Mereka yang sukses melewati pendidikan dengan menaklukkan tantangan, entah kemalasan belajar, malas mendengarkan ceramah guru, malas melakukan kegiatan rutin belajar. Pada pendidikan dasar peran guru sangat penting yaitu memberi pondasi pembelajaran dengan mengeja, mengenalkkan huruf, angka dan pengetahuan sederhana tentang lingkungan sekitar. Guru mendampingi siswa memberi tips bagaimana bisa mengikuti pelajaran tanpa merasa terbebani. Kadang banyak siswa sukses karena dorongan semangat, keteladanan dari guru. Kadang siswa memang harus dilecut semangatnya agar bisa menyesuaikan diri dalam pembelajaran.

Tugas guru tidak enteng, karena selain mengajar, juga menanamkan budi pekerti. Pengajaran budi pekerti ini yang akan memberikan pondasi pada siapapun entah presiden, menteri, pejabat untuk berperilaku baik, tidak terjebak dalam arus korupsi dan sebagainya.

Paling tidak,  guru sudah berusaha keras memberi gambaran bagaimana sih kegiatan atau pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan pada mereka yang berpendidikan. Menipu, melakukan korupsi, melakukan pencurian dengan modal otak canggih tapi diimbangi oleh akhlak yang mulia. Orang cerdas yang akhirnya terjebak dalam arus kriminal intelektual.

Ucapan selamat dari ribuan atau bahkan jutaan instansi serta peserta didik, tidak hanya ditindaklanjuti dengan meneteskan air mata karena haru dan bangga tetapi harus diimbangi dengan inovasi dan kerja keras untuk mendampingi siswa meraih sebagian cita- citanya.

penulis dengan seragam guru saat mengajar lewat Zoom (dokumen pribadi )
penulis dengan seragam guru saat mengajar lewat Zoom (dokumen pribadi )

Guru tetap kerja keras mewujudkan masa depan anak didik. Jika pondasi pendidikan kuat maka topangannya akan memberi jaminan akan gemilangnya masa depan para siswa. Ketika banyak pejabat dan birokrat dengan tidak kapok- kapoknya melakukan korupsi sebenarnya bagaimana peran pendidikan sebelumnya yang pernah mereka serap. Apakah tidak diajarkan oleh para gurunya tentang buruknya perilaku koruptor, tidak diajarkan tentang kejujuran.

Di zaman ini boleh dikatakan banyak manusia yang merasa tidak perlu lagi guru, karena era digital memudahkan setiap orang untuk belajar lewat digital. Namun betapapun canggihnya pengetahuan, pendidikan terutama institusi pendidikan tetap memberi porsi bahwa guru itu tidak tergantikan, utamanya untuk menanamkan mental yang baik ketika dewasa bahwa korupsi itu tidak dibenarkan, Manusia akan diberi pengertian bahwa belajar, belajar dan belajar itu penting.Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun