Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masa Pandemi, Seharusnya Guru Panen Ide Menulis

23 November 2020   15:49 Diperbarui: 7 Desember 2020   17:16 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alek Kurniawan dalam Kompas.com

Mungkin banyak guru yang lebih memprioritaskan pekerjaan lain selain menulis, entah memasak, berorganisasi, dan kegiatan rutin di masyarakat yang butuh perhatian juga.

Guru Yang Otentik

Bagaimana menjadi guru yang otentik. Guru yang otentik adalah guru yang tidak menutupi apapun kekurangan dan kelebihannya. Guru yang sering memberi contoh berdasarkan kisah nyata hdupnya yang tidak menutupi apapun sehingga seakan guru itu tengah bersandiwara karena sedang memerankan orang lain saat mengajar. 

Dalam buku Sekolah Impian karya St Kartono saya membaca dan terkesima dengan kalimat di halaman "Tidak seorangpun bisa memberi jika dirinya tidak mempunyai". 

Pada kalimat itu menyiratkan jika guru tidak pernah belajar hanya mendasarkan saja pada buku teks maka pengetahuannya cenderung "kering." Maka guru harus selalu belajar, mendorong diri untuk selalu belajar dan sering membaca buku, serta mengikuti berita terkini.

Guru akan mempunyai nilai plus jika ia mempunyai banyak pengetahuan entah tentang klub sepak bola ternama, entah isu -- isu terkini yang sering dibicarakan orang, dan tentunya mempunyai niatan untuk selalu menambah pengetahuan demi memotivasi dan mengerti dunia siswa masa kini. 

Dunia literasi paling tidak mendorong guru untuk belajar, belajar, mengembangkan pengetahuan agar tulisan yang dihasilkan tidak hanya pengulangan tapi layaknya gagasan baru yang terus menerus dibagikan kepada para anak didiknya.

Otentitas guru adalah ketika guru dengan kepercayaan diri yang tinggi mampu memberikan pengajaran nyata sesuai dengan tolok ukur yang terlihat yaitu dirinya sendiri dan orang lain yang bisa diceritakan guru lewat bahasa tutur atau bahasa tulis.

Guru ketika berbicara akan lebih "keren" bila berdasarkan kesaksian hidup. Ia menjadi contoh nyata yang akan selalu dikenang murid sepanjang masa. O Guru ini dulunya selalu cerita tentang wayang. Dan nasihat- nasihatnya lewat cerita wayang sangat membekas dan tertanam kuat dalam ingatan para siswanya. Nah itulah guru yang sebenarnya. Bukan guru robot yang hanya bertutur hapal luar kepala tentang ilmu pengetahuan namun itu semua percuma karena ilmu yang dimiliki guru itu bertentangan dengan kisah hidupnya.

Jadi jika anda guru apakah sudah pada level di mana adalah sebuah kesaksian hidup. Kalau belum ya barangkali anda belumlah guru yang ideal dan sempurna, tetapi jika guru mau dan terus melakukan perbaikan dan terus belajar akan sampai di titik ketika guru menjadi cerminan pendidikan yang akan mengantarkan anak didiknya menjadi manusia masa depan yang menjanjikan.

Hubungan Antara Hobi Menulis dan Belajar Sepanjang Hayat?

Lalu apa hubungannya dengan guru yang juga mempunyai hobi menulis. Seorang penulis, mereka yang suka dunia literasi akan selalu terdorong untuk rajin menyerap pengetahuan. Sebab penulis yang selalu memberi akan kering idenya jika tidak membaca, atau tidak mengembangkan pengetahuannya dengan membaca dan menulis. Dengan menulis otomatis akan mendorong guru membaca buku selain buku teks Guru akan selalu haus  pengetahuan, guru akan selalu mengupdate kemampuannya. Salah satu upaya untuk tetap memelihara semangat belajar adalah dengan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun