Guru hanya sering menjadi obyek dari berbagai deretan pelatihan yang diadakan di yayasan atau dinas pendidikan untuk mendapatkan sertifikat agar mendapat point yang bisa membuat mereka cepat naik golongan. Dengan naik golongan otomatis pendapatan bertambah.
Padahal di belahan bumi lain banyak guru yang sudah mengembangkan inovasi pembelajaran, menghasilkan siswa - siswa kritis yang mampu menciptakan teknologi, menciptakan inovasi baru, mendorong siswanya bukan hanya menikmati hasil karya orang lain tapi menjadi pengganggas dan penemu teknologi baru.Â
Di negara- negara maju seperti Singapura, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Korea Selatan Jepang dan China. Kurikulum pendidikan benar benar digagas dengan arah jangka panjang. Sebagai pondasi untuk menghasilkan SDM unggul yang mampu menguasai pasar dan dunia.
Indonesia sebetulnya negara potensial yang bisa didorong untuk menjadi maju dan berkembang pesat. Sumber Daya Manusia dan bonus demografinya yang membuat seharusnya Indonesia bisa saja menggeser negara- negara maju. Sayang mindset anak mudanya masih susah diajak dengan cepat tanggap untuk menjadi penggagas dan pencipta teknologi.Â
Mereka kebanyakan masih menjadi kosumen yang masih asyik terperangkap untuk menikmati teknologi bukan sebagai innovator tapi masih sebatas pengguna aktif, aktif di medsos menjadi buzzer atau bahkan menggunakan kecerdasan dan kemampuan menguasai teknologi untuk menjebol bank, menjadi hacker yang sering mengacak jaringan, menjadi kriminal dengan menjadi perampok kartu kredit.
Tugas Guru Mengubah Mindset Anak Didik
Tugas guru mengedukasi dan mengisi mindset para anak didik menjadi diri sendiri, menjadi pribadi tangguh yang mampu bersaing bukan hanya sebagai pencari kerja tapi pencipta lapangan kerja.Â
Tapi ketika guru masih sebagai seorang sebagai pelaksana tugas, sebagai orang yang hanya mengajar tanpa memberi contoh nyata maka berat bagi pengajar menjadi guru bagi muridnya.
Saya merasakan sebagai guru belum maksimal masih banyak hal yang perlu dibenahi terutama motivasi mengajar saya yang masih lebih sekedar melaksanakan tugas. Semoga semakin hari semakin banyak belajar.Tentu dengan mengembangkan pola pikir longlife education, longlife learner. Semoga.