Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Momentum atau Aji Mumpung dalam Pencalonan Gibran Rakabuming Raka?

27 Juli 2020   22:59 Diperbarui: 27 Juli 2020   23:29 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming Raka (nasional.kompas.com)

Tentang Pencalonan Gibran pada Pilwalkot Solo
Bicara tentang Gibran Rakabuming Raka yang mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo apakah salah? Ini momentum atau sekedar aji mumpung?Saya bingung harus menjawab apa? Di media sosial perbincangan menjadi hangat dan bahkan merembet ke mana mana. 

Jadi dalam dunia dagang bolehlah disebut momentum. Ia menentukan sendiri kapan waktu yang tepat untuk terjun dalam dunia politik, salahnya Gibran adalah ia anak Presiden saat ini. Salahnya lagi masyarakat sedang sensitif terhadap pemerintah Jokowi. Maka guliran isu berkembang dengan politik dinasti pun akhirnya tersemat.

"Ya, iyalah wong ia anak Presiden siapa yang berani melawan?Siapa sih  Ahmad Purnomo itu laki - laki yang sudah senja bagaimana mau melawan orang muda?"

Jika saya membela Gibran banyak orang akhirnya akan mencap sebagai ya pantesan membela wong bagian dari cebong. Lalu bagaimana pendapat saya. Kalau saya sih mending jadi pengajar dan menulis saja daripada menanggapi masyarakat yang lagi galak-galaknya di media sosial.

Gibran tampaknya sudah kenyang dengan simpang siur media sosial, jadi meskipun banyak pegiat media sosial membullynya ya anjing menggonggong kafilah berlalu. Sumonggo kerso.

Pilihan Pada Warga Solo
Kalau misalnya dirasa momentumnya tepat apa salahnya ia mencalonkan diri sebagai wali kota. Toh jika masyarakat tidak suka ya pas pilkada jangan pilih, jika ingin mencoba bagaimana kiprah anak presiden itu ketika menjadi wali kota ya pilih begitu saja kok repot (seperti kata Gus Dur). 

Proses demokrasi dan pemilihan calon biarlah menjadi wewenang Partai. Gibran akan diujii oleh waktu dan masyarakat. Jika suka yang pilih saja jika tidak suka ya coblos kotak kosong. Simpel khan.

Ia (Gibran ) saya pikir tahu banyak tentang trik dagang. Ia masuk saat orang begitu riuh jika menyangkut politik dan dinasti. Sebagai calon politisi maka ujiannya adalah suara gaduh pegiat media sosial, jika lulus dari ujian serbuan nyinyiran netizen ia akan melenggang.

Kebenaran bisa jadi pahit, ia merasakan sepet, asemnya opini masyarakat. Biarlah jika ia lurus seperti tekad bapaknya waktu awal mengikuti pemilihan wali kota apa salahnya. Ujian sesungguhnya saat pemilihan nanti. Itu diserahkan pada masyarakat pemilihnya. Kenapa mesti ribut sih memang apa yang salah dengan aji mumpung?

Coba kalau anda kebetulan anak orang terkenal pasti ada pemikiran mumpung Bokap terkenal maka bolehlah saya punya usaha kebetulan saja Gibran anak Presiden maka semakin ramailah perbincangan, yang terlanjur tidak suka dengan Jokowi akan selalu mengarahkan penilaian negatif dan semakin benci saja.

Kalau saya ditanya netizen. Jawab saya mungkin akan saya manfaatkan momentum itu anda bagaimana. Hehehe. Salam hangat ini hanya opini receh saja, salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun