Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Antara Politik, Seni Budaya dan Fiksi dalam Jagad Penulisanku

30 Maret 2020   21:21 Diperbarui: 30 Maret 2020   21:44 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:Doug Chayka/thenation.com

Ada Perseteruan antara moralitas, akhlak dan agama dengan dunia politik yang serba abu- abu yang selalu melibatkan taktik kuno yaitu yaitu siapa kuat dialah yang menang, siapa yang mempunyai taktik terlicik dialah yang bisa menguasai. Siapa yang mampu bertahan dan badai kritikan dialah pemimpin sejati. Semakin tinggi pohon maka banyak angin goyangannya semakin hebat. 

Bagi pemangku kekuasaan harus selalu siap dikritik dan dan mendapat serangan gencar dari lawan politiknya. Ketenangan itulah kuncinya, kesabaran itulah menjadi modal untuk bisa melawan serangan demi serangan masih dari musuh- musuh politiknya.

Dunia politik sebetulnya tidak segelap gambaran yang sering dilihat. Politik itu adalah cara pemimpin dalam mengatur sistem, membangun demokrasi, melawan masifnya orang- orang yang ingin merengkuh kekuasaan dengan cara licik. 

Dari kisah Ramayana dan Mahabaratha taktik para raja sudah sering diceritakan lewat cerita- cerita para tokohnya. Mereka akan melakukan pola tertentu untuk membendung serangan yang kadang diluar nalar. Untuk itulah perlu ilmu khusus dalam dunia politik agar sistem bisa berjalan lancar, pemerintah yang baik tentu adalah pemerintah yang mampu mengakomodasi kepentingan banyak orang.

Apalagi di alam demokrasi sekarang ini, kebebasan dijamin undang- undang, hak berpendapat, mengemukakan pemikiran dijamin undang- undang. Akan semakin banyak serangan untuk menjatuhkan kredibilitas penguasa. 

Serangan itu bisa dari luar maupun dari dalam. Bisa jadi kolega, keluarga, sahabatnya bisa menjadi lawan yang tidak terlihat. Bisa  jadi akan ada serangan tidak terduga terkait dengan sistem kekuasaannya.

Yang bagus dan mempunyai pemikiran yang lurus saja selalu mendapat goyangan apalagi pemerintahan yang rentan karena banyaknya masalah dari masalah hukum, keadilan sosial, korupsi, nepotisme. 

Politik yang sebetulnya bermakna mengatur dipahami oleh publik sebagai dunia yang penuh taktik busuk, pengkhianatan, gelimang dosa dan selalu berlawanan dengan agama dan selalu mendapat perlawanan dari pegiat seni budaya dalam wujud karya seni yang berupa kritik tajam terhadap situasi politik yang penuh sandiwara.

Sebagai penyuka dunia tulis menulis ada banyak keuntungan ketika menulis politik, judul, judul yang mengundang polemik membuat viewer tulisan saya berlipat. 

Beda saat saya menulis tentang seni budaya yang paling banter berkisar ratusan. Menulis politik itu membanggakan karena jumlah yang melihatnya jauh lebih banyak. Mungkin hanya melihat judulnya dan sekilas melihat isinya. Yang aneh di facebook tulisan tentang politik langsung dibuat ajang diskusi seru, saling serang, saling mengritik. 

Padahal isi tulisan belum tentu bermakna mirip dengan judulnya. Hanya semacam penarik agar pembaca melirik tulisan. Tetapi ternyata banyak pembaca hanya menyukai judul lalu membuat simpulan sendiri dari judul tidak perlu lagi membaca secara keseluruhan karena nadanya pasti sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun