Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Work From Home seperti "Nano-Nano", Penuh Rasa dan Masalah

29 Maret 2020   22:22 Diperbarui: 30 Maret 2020   18:03 3842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:nova.grid.id

Disiplin, keteraturan dan tenggang rasa menjadi kunci suksesnya sebuah pekerjaan di rumah. Bagaimana jika seorang pekerja harus membagi waktu untuk anak, istri/suami plus mertua. Merasa bahwa semua kumpul di rumah, banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, padahal banyak urusan kantor yang belum beres. 

Pecahnya konsentrasi pasti membuat stres pekerja kantoran. Belum lagi masalah- masalah di rumah itu seperti tidak habis- habisnya sampai menjelang tidur. 

Kualitas waktu bersama keluarga menjadi pelik karena ternyata pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dalam hitungan jam harus diselesaikan berhari- hari. Apalagi jika ada yang pasangan sering ngomel kok hanya duduk di laptop melulu, tidak membantu pekerjaan di rumah?

Banyak yang harus bisa menyesuaikan diri antara pekerjaan yang bisa diselesaikan di kantor dengan pekerjaan yang dibawa ke rumah selama masih ada waktu untuk mengecek pekerjaan. Nyatanya secara praktek. 

Pekerjaan kantor itu sudah bahkan sangat susah bila dikerjakan di rumah. Orang yang biasa bekerja dalam hening, perlu konsentrasi harus menyesuaikan diri untuk bisa bekerja di tengah keluarga yang begitu nano- nano tingkahnya. 

Mereka memanfaatkan kesempatan untuk mencari perhatian. Dan kadang keributan itu datang dari anak -- anak yang rebutan mainan, rebutan gadget dan remote TV. 

Ada lagi tiba- tiba pasangan pengin sesuatu sehingga di tengah -- tengah pekerjaan yang butuh konsentrasi tiba -- tiba harus hilang mood karena pasangan butuh bantuan.

Masalah dengan Pasangan dan "mungkin"Mertua

Lebih repot lagi jika ternyata Mertua atau orang tua kita berada bersama. Ada rasa ketidakenakan ketika mertua atau orang tua sibuk bersih- bersih sedangkan ia sendiri harus berpaku di depan laptop. 

Jika orang tua atau mertua tahu pekerjaan bisa maklum, tetapi bagaimana jika ketemu mertua dan orang tua yang cerewet yang minta dibantu, diantar, ditemani memasak, atau membersihkan rumah.

Itu kendala bekerja di rumah. Bukan pengin tidak ingin ketemu keluarga sepanjang hari. Tetapi pekerjaan yang butuh konsentrasi tinggi pasti butuh toleransi dan pengertian tinggi dari anggota keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun