Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia, Agama, Kebencian, dan Virus

27 Maret 2020   12:44 Diperbarui: 27 Maret 2020   13:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:radioidola.com

Manusia punya agama tetapi kadang lupa bahwa dengan agamanya ia malah semakin sombong, merasa diri dan komunitasnya paling suci sehingga menjadi sombong.

Ia Harus membelalakkan mata, dan mengirimkan sorotan kebencian kepada manusia lain yang melakukan kesalahan apalagi menghina agama dan keyakinannya.

Ia akan tanpa rasa menyatakan perang dan melakukan fitnah keji kepada orang yang menurutnya telah salah karena menghina komunitasnya, keyakinannya. 

Ia tidak akan mengampuni kalau perlu membunuh atau mengebomnya, padahal ajaran Tuhan mengajarkan untuk mengampuni dan tetap mengasihi musuh.

Manusia seperti wakil Tuhan yang berhak menghakimi, ketika manusia lain salah. Ia bisa menebarkan kebencian karena pasti Tuhan maklum dengan tindakannya. Manusia lalu berhitung tidak apa- apa membunuh satu orang demi banyak orang.  

Manusiapun menjadi gemar berperang dan menumpas manusia lain yang beda keyakinan atas nama kebenaran.

Dan ketika manusia telah mabuk agama, merasa sombong oleh perkembangan keyakinannya yang menggurita dan ia yakin bahwa doa- doa dirinya lebih mujarab dari keyakinan lain pun apalagi dengan mereka yang tidak beragama. 

Padahal Tuhan boleh jadi berwujud apa saja. Untuk menebarkan cinta kasih Ia tidak harus berbentuk agama atau bentuk lain yang berasal dari manusia. 

Keuniversalan Sang Pencipta bukan hanya karena komunitas, keyakinan, agama. Bisa jadi Tuhan akan selalu hadir saat manusia menghadirkan cinta tanpa sekat, kepada siapa saja tanpa pandang bulu. 

Tuhan ada ketika ada kebaikan baik dalam tingkah laku maupun rasa tulus dalam menolong sesama. Ketika ia sudah membagikan kasih sayang, membagikan tenaganya untuk membantu orang lain berarti Tuhan hadir di situ. Tetapi banyak manusia hanya mengajarkan tentang cinta dalam perspektif sempit. Padahal dunia ini maha luas. Dzat itu bisa masuk ke mana - mana. Mau dilorong  gelap ataupun yang penuh cahaya.

Kadang mengapa manusia  harus membenci manusia lain yang dengan tulus menolong. Kadang manusia, termasuk saya sangat munafik, beda dengan perumpamaan orang- orang Samaria yang menolong tanpa memandang beragama apa, dari suku mana status sosialnya apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun