Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kebiasaan Membaca dan Menulis Berkembang Berkat "Dongeng"Ayah

24 Maret 2020   20:35 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku koleksi untuk mendongeng anak (dokumen pribadi )

Banyak cerita yang samar- samar saya dengar diantaranya adalah kisah kancil dan anjing. Kancil yang banyak akal dan anjing penjaga kebun/ sawah yang terpedaya oleh akal Kancil bejibun. "kancil nyolong Timun" (kancil mencuri Timun). 

Di samping itu cerita tentang Abu Nawas, kisah Seribu Satu Malam, kisah- kisah pengembara, petualang juga kisah tokoh dunia persilatan seperti Agung Sedayu ( tokoh cerita Api di Bukit Menoreh).Dongeng anak- anak Joko Priuk, Kamandaka, Kisah Prabu Siliwangi. Di jaman TVRI masih menjadi tontonan satu- satunya di masa kecil saya kuncung bawuk seperti menjadi favorit bagi anak - anak.

Dalam satu garis besar dari dunia dongeng  benang merahnya adalah kejahatan akan selalu kalah dengan kebenaran. Yang licik akan selalu mendapat pelajaran. Yang durhaka akan mendapat balasan. Seperti cerita Malin Kundang. Tangkuban Perahu, Kisah Roro Jonggrang, Kisah Batu menangis, kisah Si Lancang. Itu yang cerita lokal . Kisah dari Persia dan Asia Timur misalnya Kisah Abu Nawas, KIsah cerita 1001 malam juga terkenal sejak dulu.

Dongeng itu menjadi kembangnya mimpi. Menjadi semacam pembuka dari daya imajinasi anak. Dan ketika semakin besar semakin banyak hal bisa digali dari kemampuan imajinasinya. 

Dongeng lokal mampu memberikan kebanggaan besar untuk menggali lebih dalam kisah- kisah menarik dari lingkungan sekitar. Masa kecil saya di desa (lereng Merapi dan Merbabu). Selalu banyak kisah yang bisa diceritakan yang bisa diambil hikmahnya. Yang lekat dan dekat tentang dongeng sekitar Merapi tentu adalah tentang legenda Kerajaan Merapi Mbah Petruk, Nyai Gandung Melati, Eyang Merapi.

Sampai sekarang banyak cerita, dongeng dan mitos masih sering diceritakan orang tua kepada anak- anaknya. Tapi sekarang dongeng itu mulai tenggelam digantikan oleh cerita abad modern yang semakin jauh dari dunia literasi. Untungnya anak- anak saya masih suka dibacakan cerita dongeng hingga tertidur pulas.

Saya berterimakasih kepada Ayah almarhum, kepada nenek Almarhum yang sudah menginspirasi sehingga paling tidak saya tidak lupa bahwa membaca, mendongeng dan menceritakan kembali cerita- cerita dongeng Nusantara kepada anak itu sangat penting. 

Ayah saya meskipun bukan penulis tetapi catatan hariannya seperti buku cerita, ia sering menulis di mana saja di buku agenda, di bekas kertas kalender. 

Sebagai siswa yang semasa sekolah pernah hidup di asrama, ayah adalah pencerita yang baik, pencatat yang teliti dan detail, disamping itu luasnya wawasan membuat ayah selalu tahu bagaimana memecahkan persoalan.

Mungkin saya lupa bagaimana dulu ayah mendongeng sebab saya masih kecil waktu itu, tetapi kenangan cerita itu tumbuh berkembang oleh keinginan saya untuk menuliskan kembali cerita leegenda dan dongeng masa kecil itu sebagian sudah saya wujudkan. 

Di Wattpad saya menulis cerita bergenre Silat sejarah, itu hasil fantasi saya, salah satunya karena kebiasaan saya membaca buku Api di Bukit Menoreh dari koleksi ayah saya  dan nenek saya (Bara Asmara di Kaki Pegunungan Menoreh dan Sambungannya Merapi Membara yang masih saya tulis). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun