Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Senior dalam Usia, Junior dalam Prestasi Menulis?

19 Maret 2020   18:33 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:17 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: marhaen1.wordpress.com

Di berbagai platform blog semacam Kompasiana, IDN Time, Kumparan, Detik, Mojok anak muda begitu dominan. 

Jika gengsi karena senioritas dan tidak mau berguru pada yang muda maka ada kemungkinan penulis tua akan tersingkir secara alami sebagaimana hukum alam di mana yang kuatlah yang akan menguasai.

Perkecualian pada penulis yang dalam pikirannya hanya ingin memberi sharing kehidupan. Ia akan selalu bisa bertahan meskipun badai datang dan pergi. Mereka tidak pernah takut tersingkirkan karena tujuan menulis bukan karena mencari receh dan popularitas. 

Mereka bertahan karena menulis adalah salah satu alasan ia tetap bisa berpikir jernih dalam memandang kehidupan. Semakin senior ia hanya madeg Pandito sambil memberikan pelajaran berharga dalam hal kebijakan, memberikan tips-tips bagaimana tetap bisa menginspirasi walaupun fisik semakin melemah tergerus usia.

Di zaman dahulu pendekar sakti mandra guna saat mudanya mampu menunjukkan diri betapa kuatnya dia melawan kekuatan besar dihadapannya. Ia bisa mengatasi kesulitan dengan kesaktian hasil gemblengan keras gurunya. Pendekar tua memberi petuah tentang hidup,"kawruh hidup". 

Ketika pendekar tua itu banyak diam dan menepi dari keramaian ia akan mengendapkan seluruh kekuatannya bukan dengan kekuatan fisik lagi. Pendekar itu lebih berperan di belakang memberi dorongan semangat bagi pendekar muda untuk tidak pantang menyerah, kalah sebelum bertarung. 

Ada banyak pengalaman yang bisa dibagikan terutama tentang penguasaan emosi, penguasaan jiwa, efektifitas bergerak hingga ia tidak perlu repot bergerak dan mengeluarkan banyak tenaga namun sia- sia.

Dalam ilmu bela diri sisi emosi para pendekar tua akan lebih terkendali dari pada yang muda yang darahnya masih menggelegak gampang panas dan mudah meledak. 

Nah dalam menulis peran yang senior dalam hal usia bisa mengambil peran seperti pendekar tua yang kenyang merasakan pasang surut kehidupan.

Jadi hal yang menguntungkan menjadi penulis yang lebih senior dalam usia adalah sharing pengalaman hidup. Membagi kalimat motivasi dan terus bertahan menulis dan selalu konsisten menulis sebagai bagian dari proses pendewasaan. Karena bagaimanapun tidak ada kata terlambat untuk selalu belajar, belajar dan belajar. 

Daoed Djoesoef, mantan menteri P dan K era Orde Baru masih aktif menulis sampai usia 90 tahun lebih. Dan sampai akhir hayatnya ia tetap produktif menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun