Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Senior dalam Usia, Junior dalam Prestasi Menulis?

19 Maret 2020   18:33 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:17 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: marhaen1.wordpress.com

Dalam hal menulis judul di atas bisa jadi pembenaran. Tetapi bukan untuk menggelorakan pesimisme diri, bukan karena melihat para penulis muda bejibun datang dan pergi dalam aktifitas menulis. 

Di antara deretan penulis muda itu ada banyak yang sangat berbakat menulis sehingga tulisannya menonjol. Dari segi kualitas jempolan, dari riset juga kuat dan dari tata bahasa pun oke. 

Apa yang disangsikan apalagi para penulis muda itu dengan mudah memahami aplikasi baru dalam dunia digital, mampu memanfaatkan teknologi untuk membantunya dalam menaikkan level tulisannya.

Nah bagaimana dengan penulis senior yang masih tersisa aktif menulis di media yang tampaknya menjadi pesta poranya talenta muda. Apakah harus turun gelanggang dan diam-diam memberi kesempatan yang muda berkarya dan menjadi pemimpin bahkan penggagas platform blog dan sosial media. 

Seperti halnya koran yang ditahbiskan sebagai produk masa lalu yang sekarang ini mengalami senjakala dan banyak media berbasis koran paper yang gulung tikar. Para sepuh yang secara pengalaman bolehlah disebut senior itu mesti sadar bahwa masa keemasannya mulai habis.

Kalaupun masih menulis lebih sebagai kegiatan pengisi waktu dan upaya agar tidak cepat pikun. Tetapi bukan menakut- nakuti atau mengecilkan para penulis yang sudah beranjak tua. 

Kesempatan menulis masih tetap ada, dan yang dibutuhkan para penulis muda dalam hal penulisan adalah pengalaman hidup. Menulis memberikan inspirasi bagi orang lain untuk tegar berdiri walau badai datang membandang. Yang "sepuh" yang usianya lebih matang tentu lebih banyak merasakan asam garam kehidupan. 

Tulisan-tulisan yang muncul bukan lagi muncul dari kesigapannya mencari berita dengan berpetualang, bekerja suntuk mencari berita lewat jalur investigasi dan datang langsung ke lokasi. 

Tulisan tulisannya lebih pada pengendapan pikiran, share pengalaman hidup dan bercerita sederhana tentang seputar dirinya dan membuka tabir-tabir sulitnya kehidupan dengan membagikan pengalaman selama mengarungi kehidupan.

Rasanya manusia sebetulnya tidak ingin menua dan tetap ingin beraktifitas. Tetapi hukum alam tetap tidak bisa dihindari. Baiklah dalam hal menulis para "senior" tetap bisa dengan rendah hati belajar pada yang lebih yunior usianya, tetapi dalam meracik tulisan yang tidak perlu sungkan bertanya pada yang lebih muda, apalagi kadang ada kritikan kecil pada susunan bahasa dan typo yang sering mengganjal saat tulisan telah terpublish.

Yang terjadi sekarang ini adalah sebuah anomali, sebuah kenyataan yang tidak terhindarkan. Banyak editor yang usianya masih muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun