Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yang Sederhana Menurutmu Itu Tidaklah Sesederhana bagi Mereka

21 November 2019   15:13 Diperbarui: 23 November 2019   01:30 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kata sederhana itu relatif (instagram.com/sarwendah29)

Apa sih sebenarnya definisi sederhana itu? Pernah masuk ke restoran padang dengan nama sederhana? 

Menurut beberapa orang yang pernah mengemukakan pendapatnya tentang kesederhanaan banyak hal yang bisa dibilang bahwa definisi sederhana tidak sesederhana yang digambarkan orang. 

Beberapa hari ini konsep hidup sederhana mengemuka lagi ketika Kapolri Jendral Idham Aziz menyatakan anggota Polri harus hidup sederhana dan tidak memamerkan kemewahan.

Boleh jadi makan di restoran dengan kibaran nama "Sederhana" justru terkesan mewah. Sederhana menurut orang Padang mungkin seperti restoran Padang yang menurut saya termasuk restoran Padang kelas atas. 

Sekali pesan bisa mengeluarkan kocek ratusan ribu. Pesta sederhana ala Orang Jawa mungkin beda dengan sederhananya pesta orang Batak atau NTT.

Maka saya katakan sederhana itu tergantung siapa yang bicara. Tetapi yang umum dipahami pengertian sederhana itu adalah yang tidak neko- neko. Jarang memperlihatkan kemewahan dengan sering menggelar pesta, nongkrong di mal, setiap hari hanya makan seadanya, tidak suka shopping atau menghadiri pesta-pesta sosialita.

Kadang pernyataan hidup sederhana itu sebuah sindiran, atau malah ejekan pada orang-orang yang setiap hari bisa makan daging sekali seminggu saja susah. 

Kadang sederhana itu datang dari orang-orang yang terbiasa hidup dalam kemewahan dan tiba-tiba mengalami musibah sehingga ia tidak bisa lagi hidup dalam dunia sebelumnya yang glamour. 

Ia berusaha mengubah kebiasaan untuk hidup lebih ngirit dan banyak orang menganggap ngirit itu sama dengan sederhana.

Sederhananya gambaran kehidupan di sinetron tetap saja mewah bagi yang melihatnya. Sederhananya Bill Gates tetap tidak sama dengan orang kebanyakan. 

Makanya standar bagi setiap orang menurut saya adalah jika digambarkan sebagai besar pasak daripada tiang. Besar pengeluaran daripada pendapatan.

Jika pendapatannya besar sedangkan pengeluarannya sedikit, masih bisa menabung dan makan enak itu bisa dikatakan sederhana. Sebab mereka tidak mengejar gengsi tetapi menyesuaikan dengan pendapatan.

Saya mempunyai standar sendiri dalam hal hidup sederhana. Tetapi mungkin bagi yang lain sudah terlalu mewah. Kadang saya makan sekeluarga di Solaria dan nonton bareng di bioskop jaringan XXI meskipun tidak sering. Kebiasaan makan saya makan di warteg atau warung dengan standar harga hampir sama dengan warteg. 

Saya menyesuaikan dengan pendapatan saya sebagai seorang guru yang tidak mungkin sering-sering nongkrong di restoran. Lidah saya lebih nyaman makanan ala desa daripada makanan sekarang yang aneh-aneh (menurut saya). 

Jadi saking sederhananya lidah saya susah menerima makanan yang aneh-aneh yang sering di makan para milenial atau sosialita di Jakarta. Untuk menikmati kemewahan kadang ikut- ikutan nongkrong di Starbuck, itupun sebenarnya bukan tongkrongan mewah menurut mereka yang berkantong tebal.

Menurut ukuran Presiden gaya hidup Jokowi tergolong sangat sederhana. Beda dengan pemimpin dengan latar belakang militer apalagi jebolan akmil yang memang dikondisikan menjadi pemimpin dengan standar pergaulan tinggi. 

Tetapi karena latar belakang budaya bisa saja setiap presiden mempunyai selera makan sederhana. Tetapi saya melihat Jokowilah Presiden yang paling sederhana di lihat dari profil keseharian.

Hidup sederhana memang anjuran yang tepat untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. Berlagak hedonis dan mengumbar kemewahan  itu juga hak setiap orang tetapi tidak dianjurkan bagi yang memang tidak mampu. Pada orang yang sehari-hari saja makannya kurang ya tidak perlu dianjurkan hidup sederhana. 

Soekarno sering mengajak anak anaknya mendatangi orang-orang miskin di lingkungannya. Anak-anak Soekarno dilatih peka melihat kesulitan dan beratnya tantangan orang-orang miskin. 

Anak Jokowi meskipun latar pendidikannya boleh dikatakan sederhana tetapi  bagi orang lain yang tidak sekaya Jokowi bisa menyekolahkan anak di luar negeri itu bukanlah sederhana, sudah mewah Lho. 

Jadi apa sih sebenarnya sederhana itu. Pengertian sederhana menurut kamus adalah membebaskan segala ikatan yang tidak diperlukan.

Sederhana dari hasil pengamatan saya adalah:

Hidup dalam keseimbangan artinya meskipun mampu tetapi membeli barang yang lumayan mahal tetapi ia lebih memprioritaskan membeli barang yang berguna bagi masa depan dan bukan untuk kenikmatan sesaat tetapi membeli untuk investasi.

Sederhana itu jika mampu bekerja efektif, berpikir simpel dan mampu memanfaatkan alat dan bahan yang ada untuk menghasilkan karya atau barang secara maksimal.

Sederhana itu adalah tidak bertele-tele, tidak berbelit belit dan mampu memberi jaminan memberi contoh yang langsung pada intinya (to the Point )

Sederhana itu jika berkata sesuai dengan kenyataan tidak hanya retorika banyak mengobral kata tetapi tidak mencerminkan satunya kata dan perbuatan.

Sederhana bukan berarti  miskin atau kekurangan, sederhana itu masalah keseimbangan hidup. Seimbangnya pengeluaran dan pendapatan bahkan bisa jadi dari pendapatannya masih bisa disisihkan untuk menabung dan investasi.

Apakah anda sudah merasa mempunyai standar hidup sederhana? Maaf saya sendiri masih jauh dari konsep hidup sederhana seperti yang saya contohkan. 

Kadang masih mempunyai ambisi untuk melebihi kemampuan dan pendapatan hanya  karena iri dengan hijaunya rumput tetangga dan kesuksesan orang-orang sekitar saya.

Untuk bisa memenuhi standar hidup sederhana saya mesti sudah selesai dengan diri sendiri. Tidak ambisius dan tidak lagi mempunyai hasrat besar menjadi seperti orang lain. Semoga saya bisa mewujudkannya meskipun harus tertatih tatih. Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun