Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Yang Hilang Asa dari Susunan Menteri Kabinet Jokowi Jilid 2

23 Oktober 2019   14:21 Diperbarui: 23 Oktober 2019   14:51 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Indonesia Maju Jokowi Ma'ruf(cnnindonesia.com)

Menteri Susi Pudjiastuti dan Ignatius Jonan tidak lagi tersebut dalam susunan menteri Jokowi jilid 2. Agak kecewa sih. Sebab sosok seperti Susi dan Jonan adalah perkecualian dari menteri- menteri yang membuat perbedaan di pemerintahan. Tetapi penulis menghargai hak prerogratif presiden yang sudah memutuskan orang- orang yang ditarik menjadi anggota kabinetnya.

 Pemilihan Prabowo Subianto menjadi menteri Blunder atau strategi merengkuh Persatuan?

Yang membuat kaget terutama menteri pertahanan. Prabowo Subianto dari seteru menjadi mentri. Susah masuk dalam logika penulis tetapi mungkin sudah biasa dalam percaturan politik tingkat elite Indonesia. Mungkin Jokowi mempunyai misi lain mengapa sampai ia mengangkat Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan. Kalau hanya menebak- nebak semua orang pasti bisa tapi untuk bisa memberi analisa persis kenapa Jokowi tampak "blunder" mengangkat Prabowo tentu butuh kecerdasan luar biasa. Penulis tidak piawai, jika memaksa diri nanti malah menjadi fitnah dan kecenderungan hoaks.

Untuk surprise kali ini nikmati saja. Jokowi pasti mempunyai perhitungan mengapa ia merangkul "musuh" nya saat kontestasi pemilihan presiden. Jagad politik amat susah ditebak dan hitung- hitungan untung rugi boleh jadi adalah mereka yang mampu melihat jauh ke depan tentang perkembangan politik akhir- akhir ini.

Penulis merasa kurang nyaman dengan segala perubahan, segala keterkejutan dunia politik, konstalasi politik yang memanas hingga menghasilkan kabinet kompromi. Sang musuh bergabung untuk mengemban visi memakmurkan Indonesia. Pilihan presiden Indonesia harus realistis, kompromi tidak terelakkan dan partai politik sangat agresif melakukan deal- deal ikut andil dalam pemerintahan. Idealisme presiden harus berkurang untuk tidak membuat tensi politik bertambah runyam.

Melihat jajaran menteri yang diangkat Presiden Jokowi penulis lihat banyak resikonya. Takutnya ada pemberontakan dari dalam, ada dua matahari yang siap memanaskan rapat dan membuat visi misi pemerintahan terganjal itu menurut penulis. Tetapi mungkin Jokowi mempunyai perhitungan tersendiri yang sayangnya sungguh tidak dimengerti oleh penulis.

Terus terang para menteri yang diangkat oleh Jokowi ini diharapkan dapat memperkuat visi untuk memperbaiki sumber daya manusia yang menjadi prioritas utama Kabinet Indonesia Maju. Perubahan tidak bisa terelakkan desrupsi teknologi, perubahan perilaku masyarakat dengan munculnya perangkat digital memaksa pemerintah menyesuaikan diri dengan perubahan cepat dunia. Dampaknya memang tidak main- main pertanian dan sumber daya alam yang menjadi modal penting masa lalu tidak akan berjalan sepenuhnya karena dalam bonus demografi saat ini banyak tenaga kerja lebih tertarik  ke arah teknologi modern.

Teknologi yang Mempercepat Perubahan

Perubahan itu keniscayaan. Tetapi perubahan itu juga mengalami penentangan dari politik identitas. Agama menjadi hambatan utama untuk maju dan berkembang. Bukan hendak memojokkan agama. Agama penting untuk memagari perilaku manusia, tetapi pemahaman agama hanya karena fanatisme, sempitnya wawasan berpikir, radikalisasi agama membuat hambatan pembangunan sumber daya manusia terhambat.

Seharusnya agama masuk dalam wilayah individu, tanggungjawab manusia terhadap Penciptanya. Allah, Tuhan, Sang Hyang Pencipta memberi batasan pada manusia untuk tidak bertindak bar- bar, menyiksa, membunuh dan membully manusia lain. Agama mendekatkan manusia dengan Tuhan Penciptanya tetapi tugas manusia di dunia bukan hanya berdoa dan mengejar impian ke surga. Tugas manusia adalah bekerja memaksimalkan talentanya untuk memajukan bangsa dan negaranya.

Cara mensyukuri kebesaran Tuhan juga bisa diwujudnyatakan dengan bekerja tekun, kreatif dan menciptakan inovasi dalam hal teknologi, budaya dan ilmu pengetahuan. Kecerdasan manusia tidak digunakan untuk menghancurkan teman dan manusia lainnya, kecerdasan manusia diciptakan untuk saling kerjasama karena tiap manusia diberi talenta yang berbeda. Saling mengisi saling memberi masukan.

Bila bicara politik, penulis sebetulnya menjadi panas dingin. Salah sedikit akan berdampak besar. Berdampak pada berita- berita yang beredar di dunia maya, Para menteri yang diangkat oleh presiden saat ini mengemban tugas berat. Mampukah mereka menjawab visi misi pemerintah. Apakah mereka bisa menjadi satu tim yang kompak untuk mewujudkan manusia Indonesia yang unggul dan mampu bersaing dengan negara lain menjadi inovator, lokomotif perubahan bukan hanya pengekor dan pengguna teknologi.

Jika hanya menjadi pengekor dan pengguna teknologi maka Indonesia hanya menjadi bulan- bulanan negara lain dalam hal tekhnologi. Bolehlah Indonesia maju dalam hal infrastruktur, tetapi jika sumber daya manusianya terbatas akan berdampak besar terhadap kelangsungan teknologi yang menjadi modal utama untuk bisa mengejar perubahan yang harus terjadi.

Masih Pesimis dengan Pilihan Presiden

Sampai saat ini penulis masih pesimis dengan pilihan menteri Presiden Jokowi. Sebab dari jejak digital dan jejak literasi masih belum percaya sepenuhnya pihak 01 dan 02 bisa bersinergi membangun bangsa. Di akar rumput pun yakin bahwa apa yang terjadi di pucuk pimpinan tidak berdampak apa- apa pada perekonomian mereka. Siapapun pemerintahannya mereka tetap harus memeras keringat untuk mencapai level di mana mereka harus terus bekerja dan bekerja demi kehidupan yang lebih baik.

Harapan masyarakat pada Kabinet Jokowi jilid 2 jangan lupakan masyarakat, sebaiknya segera bekerja dan memenuhi dahaga masyarakat pada era reformasi birokrasi, kemudahan dalam usaha, ringannya biaya pendidikan dan kesejahteraan yang tergenggam dan mampu memberi kebahagiaan pada keluarganya.

Semoga tidak hilang asa penulis pada sosok Jokowi yang diharapkan memberi harapan kemajuan Indonesia. Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun