Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Semar dan Togog di Mata Rocky Gerung

18 Juli 2019   08:04 Diperbarui: 18 Juli 2019   08:14 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Semar dan Togog di Belakang Jokowi dan Prabowo (BBC.com)

Dalam filsafat pewayangan Semar dan Togog adalah panakawan yang mampu memberi petuah baik bagi yang diasuhnya. Namun Togog sadar bahwa watak brangasam jahat dan emosional yang diasuhnya sebetulnya sia- sia saja dinasihati namun setidaknya ia sudah mengingatnya.

Ketidaktahuan Rocky pada Sosok Semar dan Togog

Kembali ke Rocky Gerung saya menyesal Rocky seperti memaknai lain Semar dan Togog dengan hanya melihat permukaan. Dan ia malah mengaitkan bentuk Semar dan Togog dengan gambaran betapa serakahnya Jokowi ingin menelan semua kesempatan sama seperti perutnya yang bisa menampung banyak isu termasuk hasrat- hasrat politik dan kekuasaan.

Rocky sebaiknya belajar lagi filsafat wayang sehingga tidak gegabah mengaitkan dengan nafsu berkuasa Jokowi. Bukan penulis ingin membela Jokowi tetapi rasanya ilustrasi atau hasrat surealis Rocky Gerung terhadap pikiran Jokowi rasanya harus dijawab dengan pikiran yang jernih. Suka- sukalah Rocky tapi hati- hati menafsirkan falsafah wayang.

Orang Jawa hidup dengan penuh perhitungan (petung)terkadang penuh simbol apalagi soal kepemimpinan. Wayang merupakan gambaran tingkah laku manusia. Watak karakter dan filosofinya melekat dengan persoalan manusia. Memainkan wayang apalagi saat memainkan lakon Panakawan sudah ada pakemnya. 

Semar menggambarkan abdi yang mampu memberikan pencerahan pada satria untuk menerapkan laku kebaikan, sifat- sifat yang harus dimiliki satria dan pemimpin, sambil bercanda ia akan memberikan wejangan dengan nada tidak menggurui. Siapapun satria baik dalam kisah Ramayana dan Mahabarata selalu diasuh oleh Semar Badranaya. Wujudnya yang jelek tidak membuat para satria memandang remeh dia karena sesungguhnya dia memang jelmaan dewa.

Penulis kepikiran untuk membuat dialog imajiner antara semar dan Rocky Gerung:

Semar  :"E Lah titis jais padha nitis nutul petis, Adhimas Rocky Gerung apa kabar."

Rocky : "Biasa saja, tidak ada yang istimewa."

Semar :"Bagaimana dengan situasi negara saat ini."

Rocky :"Biasa, siapa itu pemimpinmu gak bisa mikir atau memang tidak punya pikiran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun