Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Budaya dan Pendidikan Menaikkan Branding Anies Baswedan

17 Juli 2019   15:09 Diperbarui: 17 Juli 2019   15:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan saat Meresmikan taman Benjamin Sueb (wartakota.tribunnews.com)

Dari jejak pembangunan Jakarta selama  dua tahun tidak banyak hasil positif yang mendapat sambutan hangat masyarakat. Kepemimpinan Anies Baswedan selalu dalam bayang- bayang BTP (Basuki Tjahaja Putra) yang dinilai cepat menggerakkan roda pembangunan.

Lebih Baik Anies Baswedan Fokus Membangun Destinasi Seni Budaya

Keberanian BTP dalam mendesak pengusaha untuk menyisihkan dana bagi pembangunan RPTRA dan berbagai pembangunan yang yang terus berjalan meskipun tanpa dukungan DPRD menjadi nilai plus gubernur sebelumnya. Sedangkan gebrakan Anies belum nyata terlihat meskipun sebetulnya ada beberapa kebijakan yang memberi harapan terutama dalam pendidikan dan Seni Budaya.

Niat Anies terhadap kemajuan seni budaya patut diapresiasi. Perhatiannya pada perkembangan seni budaya harus diberi dukungan agar ia bisa mewujudkan Jakarta sebagai pusat kebudayaan. Dalam beberapa event seni budaya di Jakarta beberapa waktu lalu antusiasme Anies Baswedan cukup tinggi untuk mendorong seni budaya bukan hanya dilestarikan namun juga didorong untuk dikembangkan.

Anies sering menghadiri event kebudayaan seperti festival Pecinan dan beberapa kali mengatakan untuk menjadikan TIM (Taman Ismail Marzuki) sebagai pusat destinasi budaya. Dalam sebuah pidatonya Anies mendorong TIM seimbang sebagai pusat aktivitas bisnis dan budaya.Niat Anies tersebut terus ditagih supaya Jakarta menjadi barometer kebudayaan Indonesia. Paling tidak disamping kesibukan mencari uang, aktivitas padat warga Jakarta yang bikin stres perlu sering melihat pertunjukan seni budaya.

Gedung Teater TIM Jakarta (foto oleh Joko Dwi)
Gedung Teater TIM Jakarta (foto oleh Joko Dwi)
Anies Baswedan harus bergerak cepat untuk mewujudkan program- programnya. Gagasannya harus bisa diimplementasikan agar Jakarta kembali berlari mengejar ketinggalan dalam hal inovasi pembangunan. Surabaya sudah berlari. Banyuwangipun sudah menampakkan tanda- tanda berpacu dan siap menyambut diri sebagai kota kecil dengan skala internasional. 

Berbagai kebijakan kreatif terus dikembangkan dengan mengkampanyekan antara lain sebagai kota pisang, kota petualangan, kota osing, kota kopi, Bumi Blambangan. Banyuwangi Kota Gandrung.Surabaya terkenal dengan kota asri, hijau dan taman- tamannya yang unik. Wali Kota Tri Risma terus mendorong agar Surabaya menjadi kota ramah lingkungan. Tangerang sebagai tetangga Jakarta juga terus berkembang dengan menata kotanya dengan membangun taman- taman hiburan yang unik- unik termasuk memoles kembali kota lamanya.

Anies Fokus Membenahi Jakarta 

Jika ia fokus pada pembangunan seni budaya Anies bisa belajar banyak dari kota- kota lainnya yang sudah berlari. Dari segi infrastruktur Jakarta sudah banyak perkembangannya. Untuk transportasi umum tinggal mendorong warganya beralih ke moda umum untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Jakarta tidak harus dihadapi dengan lembek. Sebab jika lembek maka warganya cenderung cuek dan terus saja melakukan pelanggaran- pelanggaran di jalanan.Bisa dilihat bahwa lalu lintas Jakarta semakin ruwet dengan keberadaan ojol yang sering melawan arus, peraturan lalu lintas yang sering dilanggar, masyarakat yang apatis dengan berkembangnya premanisme.Gang- gang kecil di perkampungan semakin semrawut karena pengendara egois tidak mau antre dan malas mempersilahkan pengendara lain tertib mengantre.

Jakarta perlu didorong menjadi pusat pameran lukis dan seni rupa lainnya, Pusat kajian budaya, literasi, Pementasan drama /teater tingkat internasional semacan Broadway. Para seniman dan penggerak kebudayaan terus mendapat kesempatan memanggungkan kreatifitasnya membangun Jakarta yang berbudaya. 

Jika Jakarta sadar untuk memusatkan perhatian pada aktivitas kebudayaan otomatis cap sebagai kota dengan tingkat fanatisme agama yang tinggi selain Aceh dan Banten akan berkurang. Keragaman budaya, penghargaan pada seni budaya akan mendorong warganya menghargai keberagaman dan toleransi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun