Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Musuh Utama Agama Itu Diri Sendiri

6 Juli 2019   06:52 Diperbarui: 6 Juli 2019   06:59 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tentang agama di Indonesia((nasional .kompas.com)

Setelah menulis judul ini sebagai penulis mungkin menduga akan banyak menggugatnya. Bagi kalangan yang suntuk mempelajari agama, membaca lembaran- lebaran kitab sucinya, meresapi permenungannya atau menghapal ayat -- ayat penting yang menjadi modal manusia beragama. 

Penulis tahu betapa sensitifnya agama saat ini sehingga menghinanya saja sudah mendapat sangsi sosial sangat berat. Siapa yang mengkritik agama akan mendapat perlawanan karena banyak laskar yang akan membela mati- matian dengan doktrin ketatnya.

Sumber Konflik Agama itu Egoisme

Lalu esensi sebenarnya beragama itu apa? Untuk syarat menuju Surga, syarat membangun moral, membangun peradaban atau sekedar tidak dianggap Atheis. 

Yang penulis tahu esensi beragama adalah mendekatkan manusia pada Pencipta alam semesta, menyayangi Tuhan karena telah memberi kehidupan, memberi kebahagiaan, memberi kesenangan namun juga memberi ujian- ujian yang menguatkan mental sebagai manusia yang harus tangguh menghadapi kesulitan ujian kehidupan dan nasib buruk.

Mengapa banyak agama sekarang ini amat takut dengan intervensi agama lain, merasa tersaingi, merasa terancam ketika ada orang yang berusaha mengajarkan kebaikan dengan cara agama mereka. Keterancaman membuat penganut agama terpancing untuk melakukan perlawanan, membenci dan menganggap musuh agama lain. 

Kejadiannya bisa ditebak, sejak agama wahyu bermunculan tidak kurang- kurang konflik bermunculan. Perang terus berkecamuk hingga memakan korban ribuan bahkan jutaan manusia tiap  tahunnya.

Jika agama- agama dunia saling berkonflik apa relevansinya dengan ajaran inti yaitu kasih sayang. Apakah demi membela agama mereka melupakan esensi untuk menghormati Sang Pencipta dengan cara saling menebarkan kasih sayang? Banyak yang lupa ketika larut dalam doktrin agama  setiap agama selalu mengajarkan kasih sayang, cinta, saling menghargai, mencinta sesama dengan tulus tanpa embel- embel.

 Sayangnya manusia selalu lupa bahwa agama yang muncul di dunia adalah untuk mengendalikan manusia dari kejahatan, kekejian, melorotnya peradaban, pelecehan seksual, pengendalian nafsu sex dan kemudian terlembaga dalam  aturan yang membatasi manusia melakukan tindakan asusila,menjaga manusia berpikir rasional, beda dengan naluri makhluk lain seperti hewan dan makhluk lain yang tidak diberi keistimewaan serupa dengan Tuhan.

Musuh terbesar agama dan juga manusia adalah diri sendiri. Hal terberat saat mencoba mendalami ajaran agama adalah bila mampu mengalahkan nafsu diri sendiri, mengalahkan setan- setan yang bersemayam dalam jiwa manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun