Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menjadi Jokowi di Zaman Media Sosial Itu Berat

17 Mei 2019   13:30 Diperbarui: 18 Mei 2019   07:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber nasional.kompas.com

Jika kurang terkenal bikin saja youtube dengan bicara yang aneh, bisa dengan njengking, koprol, atau mandi lumpur lapindo. Cari sensasi maka videomu akan di subscribe jutaan viewer. Aku ini adalah ahlinya ahli, core of the core, intinya inti. Aku ini Presiden halu dari negeri Ilusi.

Tahan sumpah Serapah

Menjadi Jokowi itu harus tahan sumpah serapah. Sebab orang- orang pintar yang ada di negeri ini lebih suka mengolok olok tetapi berat jika harus membantu memecahkan masalah negara. Wani piro? Itu yang kebanyakan hadir dalam otak mereka (termasuk aku juga hehehe...tapi saya khan bodo mana bisa menjadi pengamat...ya sadar diri sajalah hehehe).

Menjadi Jokowi di zaman Media Sosial ini berat. Jika ingin melakukan tindakan tegas atas olok olok orang yang cenderung kebablasan dianggap presiden diktakor. Jika untuk maju presiden harus memutuskan utang dikatakan janjinya katanya tidak akan hutang lha kok utang. Lha mbahmu nyekolahke bapakmu juga perlu utang Je...memangnya negara tidak boleh hutang.

Menjadi oposisi itu gampang (menurut saya lho)... amati saja kelemahan presiden, korek- korek terus kekurangannya. Negara sebesar ini tidak harus mendengarkan satu persatu kritikan. Kalau didengarkan ya bisa jadi jutaan kritik, memang kuat kuping menerima bombardir kritik yang menghujam setiap hari, kapan kerjanya?

Jadi, siapapun presidennya saat ini akan menerima resiko diolok - olok. Sebab saat muncul media sosial, bahkan manusia langsung muncul bakat terpendam yaitu menggelontorkan makian. Ya biasa untuk melampiaskan kekesalannya karena setiap hari sudah biasa diomeli istri, diomeli orang ibu atau simboknya karena nakal atau ndableg. Bagaimana tidak diomeli wong kerjaannya mojok, bikin status.. menyalurkan hobi memaki maki itu.

Akhir akhir ini sungguh berat tugas Jokowi. Yang berulah tim suksesnya tapi yang dimaki Jokowi. Jokowi diam tidak bereaksi terhadap keputusan KPU dan menunggu dengan sabar hasil KPU tetapi orang- orang dengan santainya selalu mengatakan salahnya Jokowi. Jokowi curang, Jokowi tidak layak memimpin, banyak utang, presiden pembohong. Layak didiskualifikasi. Dekat dengan orang beda agama dikatakan kafir, menjalankan kebijakan yang menyenangkan rakyat dikatakan komunis. 

Sebetulnya yang waras siapa sih? Tugas sebenarnya adalah pembuat undang- undang, meyakinkan untuk mengetok palu produk perundang- undangan dari pekerjaan sebagai wakil rakyat eh malah sibuk berdebat di layar televisi ngritik terus presidennya. 

Memang dana APBN yang dikeluarkan tidak sepengetahuan anda. Ada lagi yang menyarankan tidak membayar pajak karena menganggap pemerintah tidak sah. Jika tidak mbayar pajak bagaimana caranya menggaji wakil rakyat, ASN dana aparatur negara lainnya. Kalau ngomong itu dipikir.  Sebagai orang partai harusnya memberi contoh cerdas dan waras malah membuat masyarakat melakukan tindakan salah karena menyalahi undang-undang.

olok olok menjadi kebiasaan pengguna media sosial (itsme.id)
olok olok menjadi kebiasaan pengguna media sosial (itsme.id)

Rasanya banyak guru sekarang ini merasa gagal mendidik muridnya, banyak orang cerdas dan melek sekolah menjadi pembenci, pengolok- olok. Semuanya gara- gara politik. Padahal sebetulnya hakikat politik itu memberi arah benar bagaimana masyarakat berpikir untuk mengikuti sitem, teratur karena ada negara dan aparat pemerintah yang mau menata system sehingga terjadi keteraturan dalam hidup bernegara. Sekarang politik malah identik dengan sontoloyo, trondolone dan banyak yang gerah dengan sepak terjang politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun