Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kesalahan Membuat Judul Berakibat Fatal

1 Maret 2019   12:59 Diperbarui: 1 Maret 2019   13:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: hayalannews.com

Dalam dunia penulisan,  judul adalah pintu gerbang pembaca membaca artikel. Judul akan menentukan akan ke mana artikel diarahkan. Pembaca tentu merasa penasaran dengan judul. Saya sering melakukan kesalahan membuat judul berkali -- kali hingga menyebabkan artikel jeblok dibaca. Ini sebagai ntrospeksi, cermin diri untuk memperbaiki kesalahan yang tidak perlu.

Perhatikan judul yang "menyihir"

Judul seperti yang saya baca di artikel media online harus menarik. Jika judul dibuat kurang menarik artikel sebagus apapun tidak akan dilirik pembaca. Sepintar apapun anda sebagai penulis dengan merangkaikan kalimat inspiratif tanpa judul yang unik, aneh, menarik, menimbulkan rasa ingin tahu seperti istilahnya bunuh diri saja. Anda hanya menyesak karena pergerakan pembaca amat lambat dan akhirnya artikel akan lenyap dilibas oleh artikel lainnya yang judulnya lebih "menyihir".

Penulis perlu pintar -- pintar memilih judul yang bisa membangkitkan rasa keingintahuan pembaca. Hanya dengan judul yang biasa saja saya jamin artikel anda sepi pembaca. Zaman sekarang ini pembaca akan lebih tertarik hal- hal yang berbau sensasional. Isi artikel itu nomor dua, bahkan hanya sebanyak 20 persen yang membaca artikel setelah membaca judul. Ribuan judul dari artikel- artikel yang anda scroll. Dan mata akan menyeleksi mana judul yang menarik dan mana yang dilewati.  

Kecewa ya tapi harus segera move on!

Seorang penulis tentu akan merasa kecewa, galau jika artikel yang ia buat dengan susah -- susah tidak diapresiasi dengan baik. Penyesalan dan kekecewaan itu bisa saja membuat penulis putus asa dan frustasi dan akhirnya sementara waktu diam dan tidak mau menulis lagi.

Tetapi sebaiknya penulis yang baik harus berani menerima kenyataan bahwa tidak semua artikel sukses menggaet pembaca. Kadang  artikel yang dibuat sepi pembaca, tetapi suatu saat ketika momentumnya tepat bisa saja tulisannya masuk tangga populer. Tidak perlu kecewa yang hanya mengakibatkan semangat menulis turun. Masih banyak jalan agar tulisan kembali dilirik dan dibaca.

Saya memaknai artikel demi artikel sebagai sebuah proses pendewasaan. Kesabaran untuk mengikuti proses, belajar dari kesalahan ,belajar dari penulis lain, dan mempelajari bagaimana sebuah artikel bisa disukai pembaca itulah yang harus selalu dilakukan oleh seorang penulis.

Tapi meskipun penulis perlu berlatih membuat judul- judul yang menarik, kualitas artikel tetap harus diprioritaskan. Hanya dengan judul yang bombastis tapi artikelnya itu zonk alias tidak bermutu ya sami mawon. Maka disamping judul yang menarik maka bobot artikel juga diperhatikan.

Pertimbangan lainnya selain judul adalah mempelajari jenis- jenis blog serta pangsa pasarnya. Kompasiana tentu mempertimbangkan pemilihan judul yang cerdas yang sesuai dengan dengan visi Kompasiana. Keseimbangan kualitas judul dan isi artikel amat penting. Gaya penulisan artikel di kompasiana boleh jadi tidak sama dengan gaya Kumparan,mojok.com, atau Hipwee, IDN. Net, basabasi.com, atau Indonesiana. Tempo.co.

Bombastis. Unik dan potensi Viral

Jika anda menyukai artikel politik judul- judul bombastis, aneh dan unik tentu perlu menyertakan tagline kekinian yang sedang hanya dibicarakan orang. Mempelajari trending topic atau bahkan kalau perlu menciptakan trending topic dengan menyertakan judul yang mengundang polemik. Kadang netizen akan dengan cepat berkomentar hanya dengan melihat judulnya. Bahkan kadang judul- judul  satir yang sebetulnya sangat beda isinya dengan yang ditampilkan dalam judul menjadi bahan debat panas.

Semakin sering menulis dan membuat artikel seorang penulis akan belajar banyak dari kesalahan. Kegagalan sebuah pembelajaran untuk memperbaiki diri. Terpaan ujian tentu akan semakin besar pada penulis- penulis yang sudah mempunyai jam terbang tinggi. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi, menjaga kualitas tulisan. Membaca , berdiskusi dan sering melakukan travelling membuka diri terhadap apapun pengetahuan kekinian sambil tidak lupa juga menjaga pikiran tetap optimis menghadapi pasang surut minat baca masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun