Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Drama Para Pendukung Capres

14 Februari 2019   08:19 Diperbarui: 14 Februari 2019   08:23 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi para pendukung yang teriak histeris, menangis, mengeluh penuh drama. Benarkah mereka polos mengungkapkan rasa?(Video.tribunnews.com)

Berbagai pemberitaan mengekspos para pendukung calon presiden seperti melihat drama  televisi, menangis, tersedu- sedu, memohon -- mohon. Berteriak histeris, bahkan ada yang tubuhnya dibaluri lumpur, dan tentu menjadi berita viral yang mengaduk- aduk emosi. 

Para penonton yang polos tentu akan mudah jatuh iba, kasihan atau terkesima menyaksikan aksi mereka. Apakah sebuah tontonan yang mendidik?

Trik Sinetron televisi mengaduk emosi masyarakat

Untuk menjaring pemilih banyak trik dilakukan timses termasuk mengerahkan pemain sandiwara, aktor, aktris drama yang bisa dengan apik memerankan lakon seolah teraniaya, Butuh trik agar aksi- aksi mereka menjadi viral, mampu menarik simpati, mampu menggiring swing voter yang masih bingung dalam memilih. 

Tetapi kadang skenario yang sudah dirancang itu bubar ketika ada fakta yang bisa membongkar kebohongan sandiwara- sandiwara yang mengharu biru tersebut. Bukannya simpati malah akhirnya memanen cemoohan.

Aksi menarik simpati itu boleh dikatakan melacurkan diri, membohongi khalayak, membangun simpati dengan cara - cara tidak simpatik. Apa sih keuntungannya dengan melakukan aksi bohong-bohongan tersebut. Bukannya lebih bagus membangun sikap jujur dengan mengkampanyekan calon presiden secara alami. 

Tapi tren kampanye sekarang ini ternyata unik. Boleh jadi membangun narasi kebohongan sudah diyakini sukses ketika meloloskan residen Amerika Serikat, Brasil, Filipina.  Trik trik politik  boleh jadi mencoba menggiring publik untuk candu pada kebohongan. 

Taktik perang boleh jadi mengambil cara licik toh itu hanya jalan menuju kemenangan. Terserah penilaian orang, terserah banyak yang menyayangkan trik -- trik licik itu sebagai cara untuk memenangkan suara massa. 

Terpesona pada cara unik yang berhasil mengantarkan Presiden Amerika Serikat menyingkirkan Hillari Clinton yang punya kapasitas memimpin negara. Isu- isu kekinian dengan memanfaatkan orang- orang yang menginginkan perubahan terus dilancarkan, sedangkan petahana bergerak dengan memblowup keberhasilan -- keberhasilan saat dirinya membawa masyarakat merasakan berbagai terobosan pembangunan.

Saling Mencari Kekurangan dan Kelemahan Lawan

Sang penantang gigih mencari kekurangan dan kelemahan petahana, Sang petahana terus berjuang untuk menangkis serangan- serangan kampanye negatif yang mengarah langsung ke dirinya dan pemerintahannya. Ujaran kebencian, fitnah, suara- suara nyinyir terus meneror petahana, sedangkan dari barisan petahanapun akhirnya harus aktif menangkis cerita -- cerita buruk yang sengaja dilontarkan lawan politiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun