Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vanessa Angel Hanyalah Butiran Debu Prostitusi Dunia

11 Januari 2019   10:29 Diperbarui: 11 Januari 2019   11:13 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vanessa Angel dan Prostitusi dunia (jateng.tribunnews.com)

Sejak Adam tergoda oleh bujuk rayu ular untuk mengecap nikmat dunia manusia sudah masuk dalam lingkaran setan prostitusi. Diakui atau tidak semua manusia yang normal akan selalu tertarik oleh lawan jenis. Bahkan penyimpangan genetika dan ketertarikan manusia satu dengan yang lainnya adalah buah rayuan ular yang selalu bisa mencari celah untuk menggoda nafsu manusia.

Masalah moral, kepantasan, porno tidak porno, pelibatan manusia pada bisnis esek- esek tentu malah klasik manusia yang beriringan dengan perkembangan peradaban manusia. Manusia selalu butuh penyaluran ungkapan perasaan cinta, persentuhan, gelora purba yang tidak bisa diredam. Manusia tidak bisa menolak dan tidak bisa menghindar bahwa ketertarikan laki- laki dan perempuan itu adalah kodrat.

Dalam kehidupan budaya simbol- simbol lingga yoni selalu menjadi cerita yang mengiringi kesempurnaan sebuah dongeng. Di candi- candi peninggalan Hindu simbol Lingga Yoni selalu muncul. Karena manusia selalu ingin mengungkapkan ketertarikan pada lawan jenis lembaga pernikahan, lembaga yang mengatur nafsu purba manusia itu yang telah menjebak manusia yang susah membendung hasrat alami manusia itu memilih prostitusi sebagai legitimasi dari keinginan menyentuh dan merasakan kasih sayang lain selain istrinya yang sah.

Agama Peredam Prostitusi?

Agama dan prostitusi adalah masalah yang akan selalu bersinggungan. Selama agama menjadi peredam dari maraknya prostitusi dan prostitusi dengan sembunyi- sembunyi terus melawan hegemoni agama, masalah itu akan selalu datang silih berganti. 

Kadang senyap agama lelah mengajak manusia untuk menggunakan aturan resmi yang mengatur nafsu dan hasrat manusia yang susah dibendung. Agama menjadi polisi moral agar manusia membatasi diri untuk tidak sembarangan menumpahkan nafsunya pada sembarang perempuan. Setiap manusia diharapkan mempunyai pasangan hidup yang dicatat resmi pada lembaga pernikahan.

Tetapi meskipun ada lembaga pernikahan ternyata masih banyak yang  melanggarnya. Itulah dosa asal dan manusia tidak kuasa menahan gelegak purba yang selalu menjadi penggoda nomor wahid selain nafsu berkuasa, nafsu berbohong, nafsu korupsi. 

Nah Jika manusia hidup tanpa nafsu maka prostitusi pasti berkurang. Pertanyaannya apakah manusia bisa hidup tanpa nafsu?Apakah bisa melenyapkan prostitui dari bumi ini?Mengurangi mungkin bisa tetapi melenyapkannya itu seperti sebuah utopia.

Manusia hidup dengan berkembang biak, menghasilkan keturunan, memerlukan kerjasama, memerlukan penyaluran hasrat dan begitulah lingkaran kehidupan. Kasus prostitusi online yang menyingkap tentang jual beli"apem" artis yang mencapai 80 juta salah satunya adalah terungkapnya tarif  Vanessa Angel 80 juta sekali transaksi. 

Rasanya sudah menjadi rahasia umum kehidupan artis, model, pekerja seni selalu akan berhubungan dengan bisnis "apem". Mereka perlu menambah pengeluaran untuk tampil sempurna modis, sedangkan pendapatan dari tampil sebagai artis tidak seimbang dengan pengeluaran untuk mempercantik diri dan suport gaya hidup selebritas. 

Karena jomplangnya pengeluaran dan pendapatan maka mereka memanfaatkan keistimewaan tubuhnya untuk dikonsumsi oleh mereka yang kelebihan uang. Media sosial, media online menjadi bermanfaat karena  untuk bisa mempromosikan tubuh mereka diuntungkan adanya instagram, facebook atau seringnya mereka tampil di layar kaca membuat harga melonjak berkalilipat dari perempuan biasa yang bukan artis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun