Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Daoed Joesoef Menulis Sampai Akhir Hidupnya

24 Januari 2018   12:51 Diperbarui: 24 Januari 2018   13:05 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsisten Menulis

Siapa tidak kenal Daoed Joesoef (DJ) mantan mentri Pendidikan Baru Orde. Tokoh nasional yang sudah mengalami masa penjajahan Belanda, Jepang, Orde lama, Orde Baru, Reformasi . Rekam jejaknya sebagai intelektual , penulis buku,  rutin mengirimkan artikel di media massa seperti Kompas dan koran lainnya.

Jadi ingat terakhir  tulisan yang penulis baca di Kompas adalah tentang Natal. Judulnya adalah Kidung Natal yang dimuat  Sabtu, 13 Desember 2018. Pesan damai natal dari seorang yang concern di bidang pendidikan. 

Mentri Pendidikan dan kebudayaan tahun 1978 sampai 1982 dalam Kabinet Pembangunan III sampai hari tuanya tetap merawat ingatan dan jiwa dengan membaca dan menulis. Jejak DJ antara lain melarang politik masuk kampus.Menelaah tulisannya yang panjang tentu butuh konsentrasi, tapi esensi dari tulisan Daoed sebenarnya adalah upaya mencerdaskan bangsa lewat pendidikan. 

Setiap anak harus mendapat pendidikan yang layak, membangun karakter salah satu cara untuk membangun karakter itu adalah kegiatan membaca dan menulis. Daoed memberi penjelasan pendidikan karakter itu adalah pendidikan holistik, yang membentuk anak menjadi warga negara bukan penduduk, sebab penduduk yang dimaksud Daoed hanya sekedar menumpang tinggal.

Emak Tokoh dalam Bukunya

Laki laki Kelahiran Medan, 8 Agustus 1926 menulis "  Emak, Penuntunku dari Kampung Darat ke Sorbonne" salah satu bukunya yang terkenal.  Emak adalah sosok tangguh dan pantang menyerah.Keteguhan emak ia tuangkan novel yang mengandung tuntunan tentang pluralisme,agama, seni, keilmuwan. Lulusan Docteur D'etat es Sciences economiques, Universite de Paris I, Pantheon - Sorbonne, Perancis (1973)  memandang sosok emaklah yang membentuknya menjadi manusia yang tidak hanya cerdas namun berkarakter. Daoed menekankan pentingnya ilmu sama dengan disiplin, Pintar saja tidak cukup tapi kecerdasan dan kepintaran juga harus dilandasi oleh karakter yang kuat."Alangkah bahagianya mempunyai emak. Dia yang membesarkan aku dengan cinta keibuan yang lembut. Dia yang selalu memberikan aku pedoman di dalam perjalanan hidup. Dia yang, di setiap langkah, tahap dan jenjang, membisikkan padaku dalam usahaku mengolah budaya kreatif, baik yang terpaut pada ilmu pengetahuan maupun yang menyangkut dengan seni(Kompas.com/Antonius Wisnu Nugraho;cuplikan buku emak)

Kini Daoed sudah berpulang meninggalkan seorang Istri Sri Sulastri, seorang anak Sri Sulaksmi Damayanti. Dan dua cucunya. Jejaknya sebagai tokoh yang konsisten dalam bidang pendidikan, kepenulisan dan keilmuwan patut mendapat apresiasi dari negara, Daoed  adalah sosok langka yang selalu memelihara ingatan dengan terus menulis. Dengan menulis jejak pemikirannya tidak pernah lekang di makan zaman.

Penulis melihat tulisannya selalu menyentuh sisi humanisme, seperti ketika mengurai  pesan Natal yang pernah penulis ulas dalam artikel saya berjudul Pesan Yang Ditangkap dalam Perayaan Natal di Kompasiana 27 Desember 2017.Pesan tentang kesederhanaan . Kini Daoed sudah tiada jejak literasinya tetap akan dicatat. Dari tulisan-tulisannya anak muda, blogger, rekan-rekan penulis mesti belajar untuk selalu konsisten menulis, sebab tulisan adalah jejak sejarah. Orang akan mudah ingat karena membaca tulisan-tulisan baik di buku, media online maupun karya-karya ilmiah yang bisa ditemui di direktori kepustakaan.

Indonesia telah kehilangan salah satu putra  terbaiknya yang selalu berjuang untuk kebaikan bangsa lewat jalur pendidikan. Meninggal tengah malam tadi di Rumah sakit Medistra. Rencananya almarhum  di makamkan di  Giri Tama, Bogor Jawa Barat.  Selamat jalan. Pak Daoed Joesoef...beri inspirasi pada kami untuk selalu menulis. Perjuangan di dunia telah berakhir kini saatnya mengecap keabadian. Tulisanmu akan menjadi jejak  sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun