Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi ǀ Cerita tentang Hidup

5 Desember 2017   15:07 Diperbarui: 6 Desember 2017   03:06 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: understood.org

Jujur saja nak bapak mengaku

Tidak banyak cerita yang bisa kurangkai keluar dari mulut bapakmu ini

Bagiku bercerita adalah beban berat

Sebab tiap kata yang keluar dari mulut bapakmu

Seperti desisan angin yang mudah pergi dari pendengaranmu

kau tidak menemukan apa-apa selain  kebingungan yang kaurasakan

Beda ketika bapak merangkai kata lewat tulisan

Kata-kata itu seperti hidup, meletup, membahana

Dengan penuh kiasan-kiasan yang menempel dalam butir kata-katanya

Tulisan bapakmu adalah anugerah Tuhan bagi tangan dan letupan jiwa  paling jujur

Kau tidak akan menemukan apa apa pada saat mulut bapakmu bercerita

Gelombang suara dan  rangkaian kalimat seperti tiba-tiba menghilang tanpa wujud

Bapakmu ini akan kebingungan sendiri mengartikan kalimat yang mampu menyedot perhatian kalian

Bisa jadi kalian akan terkantuk-kantuk, tertidur dipangkuan

Suara bapakmu seperti bius yang mengambil utuh seluruh konsentrasi otakmu.

Baiklah bapakmu memang pencerita yang baik, tapi kau boleh  bangga bahwa jelek-jelek begini

Sanggup memuntahkan kata- kata dan merangkainya menjadi tulisan.

Kau bisa melahap kata-kata yang menggores  buku bergaris, 

Bahkan tetap lurus meskipun harus menulis di kertas HVS maupun kertas lusuh. Tangan bapakmu akan menari-nari

Memainkan jemari dan dengan mudah merangkai beranak pinak kata

Beda jauh ketika bapakmu disuruh bicara di mimbar maupun kau paksa cerita tentang  legenda kancil

Kau bisa merasakan  betapa tulisan bapakmu penuh gelora, kesedihan, kegelisahan dan ketidak berdayaan

Kau bisa melihat kata-kata yang tergores dari  besar kecilnya huruf dan kemiringan serta tekanan goresan pulpen

Itulah cerita kehidupan yang bapakmu alami.

Nanti kau akan mengalaminya, nak

Cerita kehidupan nan getir, penuh onak dan duri

Pun kebahagiaan semesta dan kenikmatan tiada tara

Kau akan merasakan getar-getar cinta, pun sumpah serapah ketika cinta telah melukai jiwa

Baiklah, itu cerita bapakmu, itu  saja

Jika kau nanti sudah mengerti

Tulisan-tulisanmu akan semakin bermakna

Bila kau merasakan bahwa hidup adalah ujian

Dan ujian akan memberimu kata-kata

Serta tidak lupa belajar, menyemai  kata-kata

Dengan  membaca, menyesap sari-sari hidup dan mengendapkannya

Di relung jiwamu.

Bapakmu tidak akan mengajarimu dengan teori tingkat tinggi

Resapi sendiri hidupmu kau akan mengerti bahwa sebuah rangkain puisi itu

Adalah catatan kehidupanmu. Apapun entah sedih, senang , gembira, nestapa maupun bahagia.

Baiklah itu dulu cerita bapakmu, bermimpilah dan tidurlah yang nyenyak

Sebab setelah bangun kau akan merangkai kata-kata bagi hidupmu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun