Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jakarta Itu Magnet, Anda Bisa Sukses atau Terlunta-lunta

9 Desember 2016   15:08 Diperbarui: 9 Desember 2016   16:44 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kfk kompas.com Kerasnya hidup di Jakarta

Masa pengangguran itu benar benar membuat saya mengerti bagaimana menjadi orang gagal, orang tersingkir, iri dengan suksesnya mereka yang telah merantau ke kota. Tapi saya mulai nyaman dengan pekerjaan saya sebagai penulis freelance. Kalau saya tekun setahun atau dua tahun saya tentu bisa saja menjadi wartawan sebenar-benarnya. Hampir dua tahun menjadi pengangguran (Sebab tidak ada status jelas apa pekerjaan saya meskipun saya sering mendapat honor dari menulis dan menjadi guru ekstra kurikuler).

2 tahun berlalu dan akhirnya ada panggilan kerja dari Jakarta. Om saya yang di Jakarta memberi tahu bahwa saya dipanggil ke sebuah sekolah besar di Jakarta. Waktu itu saya sudah mulai enjoy bekerja sebagai kontributor majalah. Lebih bangga lagi jika jepretan saya menjadi kaver majalah saya, seperti melayang rasanya meski honornya tidak seberapa. Panggilan itu mendorong saya kembali ke Jakarta.

Kembali Ke Jakarta

2001 saya balik ke Jakarta, dengan perasaan antara senang dan galau. Galau karena cita-cita saya menjadi penulis hampir tercapai tapi status itu sangat penting bagi orang tua saya. Saya balik ke Jakarta dengan status masih menumpang karena pertamakali bekerja honor saya belum mencukupi untuk kost sendiri. Status saya bukan lagi pengangguran tapi mas guru sesuai ijasah saya.

Bisa kumpul kumpul Sama Kompasianer
Bisa kumpul kumpul Sama Kompasianer
Menjalani kehidupan kota metropolitan itu harus berani ndableg. Ndableg untuk mampu menumbuhkan rasa cuek, individualis dan harus kuat menjalani rutinitas kerja dari pagi hingga senja menjelang.Dengan honor yang lumayan untuk ukuran desa tapi tidak cukup jika harus nokrong di Plaza Melawai atau di Pasaraya Grande, tapi cukuplah sekali-sekali nongrong di KFC. 

Besaran upah di Jakarta berbanding lurus dengan pengeluarannya. Di Jakarta semuanya mahal, apa-apa diukur dengan uang. Maka menjadi sedih dan galau jika mendekati bulan tua. Saya harus mengelus-elus uang recehan sisa untuk bisa memperpanjang usia sampai tanggal muda, itu pertama saya memegang uang honor sebagai guru. Setahun bekerja saya bisa sedikit bangga karena bisa membeli HP Nokia legendaris 3310 ganti lagi beli HP dengan suara stereo 3530. Wah tambah sombong nih…

Akhirnya tanpa terasa sudah hampir 17 tahun terjebak di belantara Jakarta. Meskipun terseok-seok dan merasa Jakarta belum menjadi rumah yang nyaman bagi saya tapi Jakarta itu mau tidak mau telah menjadi rumah saya. Dengan rumah kreditan, motor yang semakin butut dan mobil yang numpang berteduh di garasi saya menjadi orang Jakarta yang masih merindukan hidup di desa yang sunyi dan tenang.

Kala Jakarta rusuh dan penuh dengan berita tentang kriminalitas, rasanya kesegaran desa itu terus memanggil manggil tapi saat  asyik dan merasa keren bisa nongrong di kafe keren di Jakarta rasanya seperti sudah bisa menaklukkan Jakarta padahal bisa duduk di kafe dan makan-makan di hotel itu karena saya sering ikut Kopdar Kompasiana …. hahahaha….

Silahkan ke Jakarta tapi dengan catatan harus siap mental dan perlu paling tidak satu keahlian, keuletan dan kesabaran. Siap menghadapi kemacetan keterburu-buruan dan tentu kreatif menangkap peluang, jika sudah bisa menaklukkan point di atas dijamin akan sukses hidup di Jakarta, kalau tidak siap ya berani dikejar-kejar Satpol PP untuk dimasukkan ke panti sosial atau dipulangkan ke kampung halaman.

senang kumpul sama Kompasianer dan pengarang terkenal
senang kumpul sama Kompasianer dan pengarang terkenal
Jika ingin merasakan pergaulan Jakarta ya silahkan gabung dengan komunitas atau ikut blog semacam Kompasiana. Jika tekun andapun akan bisa memetik pundi-pundi uang. Sudah bekerja dengan suasana senang, sedikit bisa kongkow-kongkow makan enak di hotel dapat uang pula…hehehe…gratis lho cukup modal menulis review…Jakarta itu magnet bila tahu selahnya tapi siap-siaplah seperti di neraka jika hatimu tidak merasa nyaman tinggal di Jakarta.

Foto foto dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun