Mohon tunggu...
Dwi Atmaja Nuladani
Dwi Atmaja Nuladani Mohon Tunggu... Administrasi - Life is Simple

Don't Forget Happy

Selanjutnya

Tutup

Love

Harapan yang Menggantung

6 September 2022   23:45 Diperbarui: 2 Mei 2023   21:48 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Perasaan menyukai kepada seseorang tidak datang dari perantara, diperkenalkan, ataupun berkenalan. Perasaan menyukai seseorang datang secara tiba-tiba dan akan terus melekat sampai pada akhirnya berani untuk diungkapkan kepada seseorang yang disukai.

Ya, sebelum saling chat untuk pendekatan satu sama lain, sudah dari dulu aku sangat mengaguminya saat pertama kali aku melihatnya dan dia belum kenal siapa aku. Akhirnya saat itu aku memperoleh pin Blackberry Massenger dan pinku di acc. Saat aku chat lewat bbm dia sangat cuek bahkan hampir tidak pernah membalas chat dariku. Saat aku menempuh jenjang perkuliahan, aku selalu mengirim chat di sosial media untuk menanggapi storynya dikala aku menempuh kuliah di luar kota. Dia pun membalas chatku meskipun jarang, responnya sangat berbeda dari saat SMA yang terkesan sangat cuek. Sejak saat itu aku sangat senang dia merespon chat dariku.

Apalagi saat aku wisuda dia mengucapkan selamat kepadaku. Hal yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya dia mengirim chat terlebih dahulu. Setelah aku lulus kuliah, aku selalu mensupport dia saat dia selalu posting story kalau dia selalu mengeluh saat di masa perkuliahan. Dan aku bilang "kalau kuliah itu nikmati saja, nanti kalau lulus bakal merindukan masa-masa kuliah terutama sama keluarga kecil yaitu dengan teman-teman seperjuangan".

Saat aku dan dia telah memasuki dunia pekerjaan, aku masih chat dengannya seperti biasa. Sudah bertahun-tahun aku chat tetapi dengan perasaan pesimis "kalau gak dibalas ya biarkan saja kalau dibalas ya syukur." Dan kagetnya, diluar dugaan dia meminta nomor WA ku dengan alasan supaya lebih enak kalau chattingan. Nah sejak saat itu aku di chat terlebih dahulu dan kami saling mengobrol lebih intens. Akhirnya aku mengajak keluar untuk pertama kalinya. Pertama kali keluar dengannya, benar-benar diluar perkiraanku. Yang biasanya saat chatting dia responnya cuek akan tetapi saat kita bertemu dia benar-benar sangat periang dan senang untuk bercanda. Dan kita mengobrol satu sama lain mulai dari nostalgia masa-masa SMA sejak aku pertama kali mengetahui namanya sampai dengan pekerjaan.

Setelah pertemuan itu, kami tetap saling chattingan hingga pada akhirnya dia menemukan pekerjaan yang baru. Sejak dia bekerja di tempat yang baru, dia menanggapi chat dariku tidak se-intens setelah kita saling bertemu pertama kali. Sejak saat itu aku curiga kalau ada yang mendekatinya. Akan tetapi aku memastikan kalau katanya dia tidak punya pacar dan fokus untuk karirnya.

Setiap dia keluar buat story aku selalu curiga kalau dia keluar sama gebetan atau pacar barunya. Setiap aku ajak keluar, selalu ada aja alasan kalau dia tidak bisa. Hingga pada akhirnya aku meet up lagi dengannya dan saat kita bertemu, ada yang benar-benar berbeda dari sikapnya yang dulu kalau diajak bercanda dia selalu ceria, suka bikin suasana menjadi ramai, akan tetapi, sikap tersebut sudah berubah menjadi irit bicara. Sejak saat itu aku mulai menjaga jarak dengannya dan aku pun mulai jarang untuk menanyai kabarnya.

Perasaan menyukainya tetap melekat meskipun aku sudah menjaga jarak, meskipun tidak sama seperti dulu. Akan tetapi, perasaan menyukai tetap mengganjal rasanya kalau tidak diungkapkan. Aku selalu berangan-angan untuk merencanakan momen yang pas untuk mengungkapkan perasanku dengannya. Akan tetapi, dia selalu sulit untuk diajak meetup kembali. Akhirnya aku ungkapkan lewat chatting, dan aku terkejut responnya tidak seperti yang aku harapkan. Dalam hal ini aku perkirakan dia jawab "iya atau tidak", akan tetapi jawabannya terkesan menggantung dan menunggu seiring berjalannya waktu. Aku sebenarnya lega tetapi bingung dengan perasaan harapan yang menggantung. Bahkan aku tegaskan kembali kalau tidak suka ya tidak suka kalau suka ya suka, jawabannya kembali menggantung. Akhirnya aku yang tadinya menjaga jarak, kembali untuk ingin lebih dekat dengannya dengan harapan nanti dia mau jadi pasangan hidupku, semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun