Mohon tunggu...
Dwi Arica Martiani
Dwi Arica Martiani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru di SMAN 1 Batulayar Kab.Lombok Barat NTB. Hobi saya bernyanyi. Saat ini saya sedang tertarik dengan dunia tulis menulis karena selain sebagai jenis kesibukan baru juga dapat sebagai sarana healing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Belenggu Asmara

23 Februari 2023   20:32 Diperbarui: 23 Februari 2023   20:36 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Waktu menunjukkan pukul 01.30 wita. Arica masih bergelut dengan kesibukan di kelas menulis yang enggan ia lepaskan. Keasyikan menulis membuatnya lupa akan waktu. Menulis memang salah satu cara yang ampuh untuk menghilangkan penat dan suntuk. Menulis juga bisa sebagai sarana healing, karena dengan menulis kita bisa mencurahkan segala isi hati dan semua bentuk emosi. Entah nantinya tulisan itu akan kita publish atau tetap tersimpan di galeri, itu terserah kita. Yang penting semua isi kepala yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata luapkan saja dengan tulisan.

Malam ini tema yang diusung adalah menulis puisi. Sebuah bentuk tulisan yang cukup digemari oleh banyak orang. Arica termasuk salah satu penggemar puisi meskipun dia belum mempunyai konsen tentang tema puisi yang ingin dia dalami. Tetapi dari beberapa karya yang pernah dia tulis sepertinya dia cenderung menyukai puisi romansa. Yaitu puisi tentang cinta dan kasih sayang.

Membahas tentang cinta memang tak ada habisnya. Cinta selalu memiliki sisi dan ruang yang luas untuk dijadikan sebuah tema puisi. Cinta bersifat universal sehingga sangat banyak cerita yang bisa kita angkat berdasarkan pengalaman cinta.

Membicarakan tentang cinta membuat Arica tergelitik untuk merangkai sebuah puisi romansa.

BELENGGU ASMARA

Hadirmu membawa kegelisahan dalam sukma

Hadirmu pula memberikan bahagia yang tak terkira

Akankah jiwa nelangsa dalam kerinduan yang membara

Ataukah hati dibiarkan rapuh dalam ketidakberdayaan yang menyiksa

Asmara....ooh....asmara

Namamu sungguh menyihir para pencinta gila

Rasa yang nampak mampu membelenggu jiwa

Berontak dalam kenikmatan yang tersaji indah bak permata

Namun hasrat merengkuhmu tak mampu menghilangkan dahaga

Asmara ...ooh....asmara

Mampukah nurani bicara dengan jujur tanpa paksaan

Menikmati setiap alunan merdu yang membawa kehangatan

Tersungkur lemah tak berdaya dalam sakitnya kerinduan

Bagai nyanyian syahdu bak bulu perindu dalam kedamaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun