Mohon tunggu...
Dwi Apriliyanto
Dwi Apriliyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Mahasiswa aktif S1 Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anthony Giddens Sang Sosiolog dari Negeri Britania

7 November 2022   20:35 Diperbarui: 7 November 2022   20:40 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anthony Gidens adalah seolah sosiolog yang lahir pada tanggal 18 Januari tahun 1938 di Britania Raya atau London Utara. Ia menempuh pendidikan di University of Hull jurusan Psikologi & Sosiologi pada tahun 1959. Lalu ia diangkat menjadi dosen pada tahun 1961 di Universitas Leicester serta mendapat gelar Ph.D : King'College London pada tahun 1974. Sepanjang perjalannya, banyak tulisan tulisan yang ia buat menggabungkan pemikiran klasik dengan isu-isu sosial temporer. Bahkan ada sebuah buku yang ia keluarkan berjudul "The Third Way" yang menjadikannya terkenal hingga menarik minat beberapa petinggi negara seperti kanselir jerman dan perdana menteri inggris.

Giddens dalam sejarah karirnya mengkritik Marx yang dianggap keliru karna telah mengasimilasi industrialisme dan kapitalisme. Dalam sejarah, tidak ada yang namanya mekanisme umum sejarah manusia dan motor penggerak universal. Marx keliru dalam mengasosiasikan kapitalisme dan industrialisme sehingga tidak akan masuk akal mempriodesasikan masyarakat dalam tahap yang universal. 

Giddens juga menolak reduksionisme vulgar dari ekonomi atas politik yang dijelaskan dalam bentuk dominasi kelas atau hubungan kekuasaan ekonomi. Ia merasa bahwa teori kelas tidak mampu menjelaskan dominasi dari pr akelas seperti rasial dan eksploitasi seksual karna mereka tidak mampu dijelaskan oleh dominasi kelas. Jadi Giddens meanggap bahwa orientasi Marxis sudah usang pada pertengahan abad ke-20 dan terdapat kekurangan dalam penjelasan mengenai kelas, kekuatan, dan dominasi.

Selain Marx, ia juga mengkritisi pemikiran dari Parsons dimana ia menentang pemikiran parson bahwa sistem memiliki kebutuhan. Bagi Giddens, hanya manusia yang berkebutuhan, fungsinalisme menekankan pada konsekuensi dari tidak diinginkannya fenomena sosial sehinga ia menentang model ini.

Berbanding terbalik dengan dua sosiolog sebelumnya, kali ini Giddens merasa bahwa padnagan dunia lebih dekat ke Weber dari pada Marx. Hal ini karna sejarah lebih kepada realitas yang sangat kompleks, dan hanya bisa ditangkap oleh perangkat analitis dan kepentingan teoirtis. Jadi ilmu sosial tidak harus dilihat sebagai ilmu alam, tetapi sebagai suatu hal yang sama sekali berbeda dan memiliki kekhasan. Menurutnya, konsep kekuasaan dan dominasi dalam Weber adalah konsep relasiona, dimana sumber daya ditarik oleh satu pihak dari pihak lain.

Dialektika Pemikiran Giddens

Giddens menjelaskan mengenai Dualisme dengan Dualitas dimana selama ini pemikiran dalam ilmu sosial hanya terjebak dalam dualisme ketegangan. Kelompok yang menekankan menegani keutuhan AGENSI menganggap bahwa perilaku seseorang yang mempunyai kekuatan besar dalam segala hal, tanpa interupsi kekuatan struktur. Sedangkan kelompok yang menempatkan STRUKTUR sebagai pemegang yang lebih dominan dari agensi merasa bahwa manusia adalah pemain dalam aturan yang dibuat struktur.

Dalam Teori strukturasi, agen merupakan intepretasi dari pelaku, tindakan, atau aktor sedangkan struktur merupakan interpretasi dari aturan dan sumber daya dari praktik sosial sekaligus sebagai bentuk keterulangan praktik sosial.

Kritik Terhadap Giddens

Salah satu tokoh yang mekritik pemikiran Giddens adalah Ian Craib. Ia meraasa bahwa Giddens memusatkan perhatian pada tindakan sosial, pemikirannya kurang memiliki ontologis dan ia gagal menerangkan struktur sosial yang melandasi kehidupan sosial. Selain itu, Craib juga menjelaskan bahwa kehidupan sosial yang rumit terlalu sederhana jika hanya didekati oleh teori yang simple dan kurang basis teori.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun