Pandemi Covid-19 saat ini masih terus melanda Indonesia. Kebijakan dan aturan pemerintah pun sudah diterapkan seperti WFH (Work From Home), PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan New Normal. Tindakan pencegahan pandemi Covid-19 membuat aktivitas masyarakat terbatas. Hal ini juga merubah aktivitas Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebelumnya, mahasiswa dapat melakukan KKN secara langsung di desa. Namun sekarang, KKN harus dilaksanakan secara online dan terbatas karena adanya wabah Covid-19.
Salah satu desa yang ditujukan sebagai tempat pengabdian KKN Universitas Negeri Malang tahun 2020 adalah Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Tim KKN Desa Permanu tahun ini beranggotakan 19 mahasiswa dan Hanjar Ikrima Nanda, S.Pd, M.Akun sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Satu dari total lima program kerjanya yaitu memberikan tanaman obat keluarga (TOGA) kepada warga Dusun Lowok di Desa Permanu.
Program kerja (proker) TOGA dimulai dari tanggal 29 Mei hingga 7 Juli 2020, dengan Maria Gemma sebagai penanggung jawab dan Maya N.A serta Dwi Apriliana sebagai anggota. Meskipun tidak semua berada di Malang, ketiga mahasiswi berkolaborasi untuk menjalankan proker ini secara maksimal.Â
Kegiatan proker meliputi diskusi online via WA dan Google Meet, menentukan jenis TOGA, mempersiapkan alat dan bahan penanaman, melakukan penanaman, serta pengemasan dan pengiriman. TOGA yang dikirimkan sesuai hasil diskusi dengan pihak desa adalah jahe, kencur, dan temulawak. TOGA tersebut dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sangat bagus untuk dikonsumsi di masa pandemi Covid-19.
Penanaman atau lebih tepatnya penyemaian biji dilaksanakan di rumah Gemma. Hal ini dikarenakan penanaman TOGA di desa secara bersama-sama tidak dapat dilakukan mengingat protokol Covid-19 melarang perkumpulan orang banyak. Media tanam yang digunakan adalah polybag dan campuran tanah gembur, kompos organik serta sekam bakar.
Karena waktu pelaksanaan tidak begitu panjang, tanaman yang dikirim ke Dusun Lowok berupa 17 polybag yang terdiri dari 11 bakal tunas di polybag 20x20 cm, tiga polybag besar berisi sisa penyemaian, serta tiga polybag tanaman yang sudah berwujud bibit (tinggi tanaman 30 cm). Tanaman bibit dibeli dari perkebunan di Batu via online e-commerce.Â
Tanaman dikirim ke Dusun Lowok pada hari Selasa, 23 Juni 2020 pukul 09.00 WIB dengan transportasi online. Kepala Dusun Lowok Bapak Sudarmaji menerima tanaman tersebut di pekarangan rumahnya. Nantinya, beliau akan mengundang warga yang siap untuk merawat TOGA untuk mengambil polybag tersebut..
Saat berbincang-bincang mengenai TOGA, Bapak Sudarmaji menceritakan pengalaman beliau yang pernah mencoba menanam jahe merah di rumahnya. "Jahe merah yang bapak tanam di pekarangan bapak tumbuhnya lama. Kurang lebih setelah satu tahun penanaman baru bisa dipanen. Sepertinya memang menanam TOGA membutuhkan waktu yang lama, apalagi tanaman umbi-umbian seperti ini," ungkap Bapak Sudarmaji.
"Semoga tanaman-tanaman ini bisa tumbuh baik di tanah kami dan bermanfaat bagi warga Dusun Lowok. Pada dasarnya banyak warga di dusun yang sangat antusias dengan kegiatan tanam-menanam, beberapa juga sudah mencoba untuk menanam TOGA di pekarangan rumah masing-masing," lanjut Bapak Sudarmaji.
 Dengan selesainya program kerja pengiriman TOGA, tim KKN mengharapkan hal yang sama dengan Bapak Sudarmaji, agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan cepat sehingga warga dapat segera merasakan manfaat dari TOGA di masa pandemi Covid-19.
                Dwi Apriliana A.P. - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika 2017 UM
                Maya N.A. - Mahasiswi Jurusan Fisika 2017 UM
Â
Pewarta foto: Â Dwi Apriliana A.P. - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika 2017 UM