Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Penulis - Sebatas Manusia Biasa Saja

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tepi Bisu

30 Agustus 2023   09:36 Diperbarui: 30 Agustus 2023   09:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Nur Andi Ravsanjani Gusma

Di tepi bisu, malam merajut benang
Bulan menuntun langkah, kelam dan tenang
Karir terhampar di lorong mimpi yang terbentang
Takdir bersembunyi, dalam cahaya bulan yang menggantung

Gelap dan terang berdansa dalam serasi
Seperti keputusan yang menanti, dalam penantian yang lama
Tiap langkah ragu, seperti seuntai kata yang diam
Namun bulan tetap setia, membimbing langkah yang terhampar

Di ambang karir, kita belajar tentang ketabahan dan perjuangan
Tentang bagaimana keputusan adalah penanda langkah kita
Bukan sekadar akhir dari mimpi, tapi awal dari realita
Mengukir jejak dalam hidup, membangun cerita yang takkan terlupa

Keheningan malam mengajar, untuk merenung dan berpikir
Sepenuh hati memutuskan, tanpa ragu yang membeku
Di titik keheningan, jiwa menemukan kekuatan
Menghadapi ketidakpastian, dengan langkah penuh tekad dan pengharapan

Tepi bisu itu adalah cermin hati yang tulus
Menemukan arti sejati, dalam perjalanan yang berliku
Bukan hanya karir yang dipertaruhkan, namun juga diri
Di ambang keputusan bulan, kita menemukan diri yang sejati

Tak perlu takut akan gelap, karena bulan tetap menyinari
Di setiap langkah ragu, terhampar harapan yang tiada berakhir
Titik keheningan diambang karir, mengajarkan tentang diri
Bahwa dalam ketidakpastian, kita bisa menjadi lebih dari sekadar impian.

Di setiap duka, di setiap tawa, cerita terus terukir
Seiring langkah kaki yang berani melangkah, merangkai waktu yang berlalu
Bulan penentu keputusan masih bersinar di langit malam
Mengingatkan bahwa perjalanan ini adalah bagian dari hidup yang takkan padam

Tepi bisu tak lagi menakutkan, ia adalah tempat berteduh
Ketika keraguan menyergap, dan langkah terasa berat
Kita tahu, ada bulan di langit yang selalu setia menuntun
Menerangi jalan, walau gulita mengancam ingin merebut

Di ambang karir, kita belajar tentang ketabahan dan perjuangan
Tentang bagaimana keputusan adalah penanda langkah kita
Bukan sekadar akhir dari mimpi, tapi awal dari realita
Mengukir jejak dalam hidup, membangun cerita yang takkan terlupa

Jadi, mari hadapi bulan penentu dengan kepala tegak
Biarkan langit malam mengingatkan kita tentang impian
Tepi bisu adalah panggung, di mana kita tampil penuh semangat
Menari dengan keyakinan, menggapai bintang-bintang di kejauhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun