Mohon tunggu...
Dwi Anggi Ade Tiarawardani
Dwi Anggi Ade Tiarawardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Setiap orang adalah penulis tentang dirinya, lingkungannya, dan negaranya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Back To Village 3 UNEJ: Program Pemberdayaan Usaha Katering yang Terdampak Covid-19 di Jember

8 September 2021   13:00 Diperbarui: 8 September 2021   14:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kabupaten Jember masih dikategorikan sebagai wilayah terdampak Covid 19 dengan risiko tinggi di Jawa Timur. Menurut data Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus (2021), Jember berada diurutan ketiga sebagai kabupaten dengan sebaran pasien positif Covid 19 terbanyak di Jawa Timur yaitu 14.709 orang. 

Dengan demikian, Kabupaten Jember  menerapkan Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Maka, penerapan PPKM ini terus dilakukan demi mengurangi angka positif Covid 19. Penerapan PPKM berlangsung dengan membatasi aktivitas diluar rumah ataupun acara.

Adanya pembatasan tersebut, salah satunya berakibat pada penurunan omset wirausaha jasa katering di Jember. Perihal tersebut, mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat melakukan suatu tindakan solutif dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat. 

Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masa pandemi Covid 19 seperti saat ini, kembali dilakukan di desa atau kelurahan masing-masing (Back To Village III). Kegiatan berlangsung 30 hari dari tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2021. Pada tanggal 12 Agustus 2021 dilakukan pembukaan penerjunan KKN bersama dengan objek sasaran secara online. 

Kewirausahaan jasa katering di wilayah Perumahan Griya Mangli Indah Kelurahan Mangli menghadapi situasi yang tidak mendukung. Terdapat empat sasaran wirausaha jasa katering yang terdampak Covid 19, yaitu katering makanan tradisional “Rohma Jasa Catering” milik Ibu Rohma, katering nasi campur milik Ibu Yanto, katering mie sehat milik Kakak Rani, dan katering jajanan basah maupun kering milik Ibu Adi. 

Sebelumnya, kesehatan pemilik jasa katering yang kurang sehat, mengakibatkan mereka melakukan ishoman di rumah dan tidak membuka pesanan untuk sementara waktu. Ketika kesahatan telah membaik, pemilik usaha katering membuka pesanan kembali. Namun, permintaan konsumen lebih sedikit dari sebelumnya. Maka, pada minggu pertama kegiatan KKN ini masih dilakukan wawancara untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada setiap sasaran objek. Berikut ini adalah kegiatan wawancara pada salah satu sasaran.

(Wawancara dengan sasaran/dokpri)
(Wawancara dengan sasaran/dokpri)
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka pada minggu kedua kegiatan KKN mulai dilakukan pelatihan dalam mendampingi sasaran. Dalam mendampingi sasaran dilakukan pelatihan yang dibagi menjadi empat kelas pelatihan, yaitu sosialisasi tentang promosi kepada konsumen melalui media sosial secara umum, sosialisasi tentang pengemasan yang menarik, pelatihan pengenalan dan cara menggunakan web Canvas, serta pelatihan promosi produk di media sosial.   

Kelas pelatihan pertama yaitu sosialisasi tentang promosi kepada konsumen melalui media sosial. Pelatihan ini sebagai gambaran umum terkait produk dan konsumen, serta tahap awal bagaimana cara promosi secara umum. Isi pelatihan adalah bagaiman hubungan antara produk dengan konsumen dan tips-tips promosi kepada konsumen. Pelatihan dilakukan secara online zoom pada hari Rabu, 25 Agustus 2021 pukul 19.15 WIB. Berikut adalah foto kegiatan pelatihan yang pertama. 

(Kegiatan pelatihan pertama-Dokpri)
(Kegiatan pelatihan pertama-Dokpri)

Kegiatan pada minggu ketiga dilakukan kelas pelatihan kedua yaitu sosialisasi tentang pengemasan yang menarik. Materi berisi tentang pengemasan yang menarik, tujuan pentingnya daya tarik visual, praktis, dan informasi produk melalui kemasan. Kelas pelatihan ini dilakukan secara offline di setiap rumah sasaran pada hari Selasa, 31 Agustus 2021 dan Rabu, 1 September 2021. Respon disetiap sasaran menunjukkan bahwa materi ini adalah informasi baru. Bahkan sebagian sasaran tidak mengetahui pentingnya logo brand pada produknya. Berikut adalah foto dokumentasi pelatihan yang kedua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun