Sibuk dengan rutinitas, entah itu untuk mencapai kemapanan pribadi atau untuk berjuang memenuhi kebutuhan keluarga, seringkali membuat kita lupa, sebetulnya kita berlari sekencang ini itu untuk apa, ya? Atau mungkin kita juga lupa, apa hal-hal sederhana yang kita ingin lakukan, bukan hal-hal yang perlu atau harus kita lakukan.
Demi menjaga kewarasan jiwa dan raga, sesekali cobalah untuk melakukan kegiatan yang benar-benar ingin kamu lakukan. Sesederhana pergi ke toko buku dan melihat-lihat genre novel yang dulu kamu suka baca. Atau mungkin bersepeda motor keliling komplek sekadar mengurai penat atas rutinitas, bisa jadi mengembalikan mood-mu, lho.
3. Rehat bermedia sosial sejenak
Tips yang terakhir ini penulis rasakan cukup efektif untuk memelihara rasa 'cukup'. Sebab, melihat capaian-capaian atau hal-hal baik yang dialami oleh orang lain sedikit banyak bisa menumbuhkan rasa 'iri' di hati.Â
Padahal, bukan berarti hidup mereka lebih bahagia daripada kita yang melihatnya. Mereka yang memajang kebahagiaan di medsos juga bukan berarti pamer. Tapi tak bisa dipungkiri, ketika kita sedang dalam kondisi hati yang tidak begitu baik, melihat 'pameran' di linimasa media sosial itu bisa membuat kita merasa lebih buruk.
Terakhir, selalu merasa cukup dan berfikir bahwa selalu akan ada jalan, menurut penulis adalah kunci untuk terus bisa jadi 'baik-baik saja'. Semoga tulisan ini membantu, ya.
Semangat, Pembaca. Dimana pun kalian berada. Semoga semua baik-baik saja.
(*)
"Dunia sedang tidak baik-baik saja. Inflasi di berbagai negara melonjak sangat tinggi," ungkap Sri Mulyani dalam Seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara STAN, Jumat (29/7).
Baca artikel CNN Indonesia "Sri Mulyani: Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220729111509-532-827698/sri-mulyani-dunia-sedang-tidak-baik-baik-saja.
"Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja" -- sebuah judul lagu oleh Judika.