Surokidul (30/7) -- Sejalan dengan berlangsungnya KKN Tim II Universitas Diponegoro yang bertema "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan (SDG's) Melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata", mahasiswa manajemen ikut berpartisipasi dalam pembuatan program inovasi yang akan diterapkan pada masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Dalam program utama terdapat satu program keilmuan, program non keilmuan yang berkaitan dengan Covid-19 dan program bersama yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN di Desa Surokidul.
Program pertama yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN berkaitan dengan SDG's adalah "Pengaplikasian Analisis Manajemen Sederhana pada Usaha Para Pedagang RT 01/RW 01 Desa Surokidul dengan Analisis SWOT". Inovasi program ini dilatarbelakangi karena pertumbuhan usaha yang statis dan keberlanjutan usaha yang terancam disebabkan ketidaktahuan pedagang atas masalah yang dialami usaha tersebut. Berdasar pengamatan dan pernyataan dari Ketua RT01/RW01 Desa Surokidul, UMKM di Desa khususnya RT 01 cukup beragam dan inovatif. Namun ciri lain dari usaha -- usaha di Surokidul adalah tidak adanya perkembangan usaha yang signifikan dan cenderung mengalami kemunduran.
Pelatihan dilaksanakan pada Selasa, 6 Juli 2021 dilakukan mahasiswa dengan sistem door-to-door kepada sasaran program yaitu 5 pedagang berbeda variasi di RT 01. Mahasiswa menyiapkan materi berbentuk poster serta template pengisian Analisis SWOT, lalu mengajarkan pedagang bagaimana cara menganalisis kondisi usaha menggunakan AnalisisSWOT. Hasil pelatihan ini, pedagang mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi usahanya melalui Analisis SWOT dan mencari solusi atas masalah tersebut. Sehingga para pedagang RT01/RW 01 Desa Surokidul dapat mengembangkan usaha dengan hasil analisis kekuatan dan peluang usaha, serta dapat mempertahankan keberlangsungan usaha dengan meminimalisir kelemahan dan ancama usaha.
Program kedua yang berkaitan dengan Covid-19 yaitu "Edukasi dan sosialisasi pentingnya penerapan protokol kesehatan pandemi saat melakukan kegiatan ekonomi". Berdasarkan data website resmi DINKES Covid-19 (28/07/2021), Desa Surokidul memasuki kenaikan zona tinggi dari zona tidak ada kasus sejak bulan Mei. Kenaikan status zona tersebut salah satunya dikarenakan penyebaran virus yang terlalu cepat akibat adanya mobilitas masyarakat. Adanya aktivitas seperti kegiatan ekonomi, kegiatan sosial atau sekedar keluar bergerombol tanpa mematuhi prokes, dapat memepercepat penyebaran kasus Covid. UMKM di Desa Surokidul belum menerapkan protokol kesehatan secara konsisten dan masih perlu edukasi.
Â