Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyelisik Hasrat Penuh Cinta sang Penulis "Jejak Cinta"

16 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:09 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak Connie yang movable dan saya yang nomaden juga membuat diskusi pun harus dilakukan di mana saja memungkinkan. Entah di Jakarta, Semarang, Solo, ataupun di "udara" lewat kecanggihan internet.

Beruntung sejak awal di antara kami sudah terbangun chemistry. Kebetulan pula kami memiliki antusiame yang sama, minimal sebagai sesama perempuan yang bersemangat mengoprek sejarah para perempuan hebat.

***

Selama proses pengerjaan Jejak Cinta, saya menangkap banyak hal positif terkait kepenulisan Mbak Connie. Setidaknya ada empat hal utama dalam dirinya yang sangat menginspirasi. Karena alasan itu pula saya menulis catatan kecil ini dan membagikannya.

Pertama, menulis dengan keinginan kuat (hasrat) sekaligus penuh cinta. 

Bagaimanapun bukan perkara gampang untuk mengulik sejarah ordo religius perempuan Katolik tertua di Nusantara ini. 

Di antara kesibukan kerja dan kebersaman dengan keluarga, Mbak Connie rela meluangkan waktu, tenaga, dan biaya untuk menulis. Hanya demi mengekspresikan cinta dari lubuk hati terdalam untuk sekolah Ursulin yang pernah mendidiknya.

Kedua, ketekunan mengumpulkan serta memverifikasi data dan informasi.

Mbak Connie adalah pencinta sejarah yang memiliki sifat keingintahuan sangat besar. Di sisi lain, ia juga periset handal sekaligus pribadi yang pantang menyerah. 

Saya sempat tercengang manakala mendapati penulis yang juga pehobi fotografi itu sibuk menggunakan kaca pembesar untuk memastikan informasi dalam foto-foto lawas.      

Ketiga, memiliki sikap mental "nothing to lose". 

Dalam melahirkan Jejak Cinta, Mbak Connie tidak dibebani oleh ambisi untuk mendapat label ataupun penghargaan-dalam konteks kepenulisan atau yang lain. 

Tidak pula dibebani target finansial. Ia hanya fokus pada tujuan utama, yaitu mengulas kisah pengorbanan dan perjuangan luar biasa dari para pionir perintis pendidikan ala Ursulin. Ia ingin menyajikan memoar yang layak dijadikan pengingat sekaligus pembelajaran.  

Keempat, membawanya dalam doa. 

Saya menangkap betapa Mbak Connie membawa proses pengerjaan Jejak Cinta ke dalam doa-doanya. Jika Tuhan berkenan pasti selalu ada jalan untuk setiap masalah yang dihadapi. Ia juga "meminta restu" dari para pionir dan penerusnya melalui doa dalam setiap perziarahan ke makam mereka.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun