Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diari, si Pemuja Rahasia Tidak Bermaksud Lebay!

7 Maret 2021   21:04 Diperbarui: 8 Maret 2021   13:43 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Untuk mencapai keberhasilan harus diawali dengan niat, keyakinan yang teguh, dan kerja keras yang menghantarkan untuk menjadikan impiannya suatu kenyataan. Di samping itu ia tetap tidak bertingkah jemawa serta mengerti arti persahabatan, dalam hal ini dengan saya dan suami."

Begitulah Diariku
Kala itu, sekejap saja aku menemukan panutan baru. Sejak itulah aku menjelma pemuja rahasia pasangan artis kompasianer itu. Kamu pasti mau tanya, kenapa harus berahasia segala. Iya, kan?

Sejujurnya, selain memang kurang pede ada juga rasa sungkan. Begitulah kalau aku mengidolakan artis atau orang-orang hebat. Bawaan orok, Di! Seperti tabiat pemuja rahasia, aku tuh kurang atraktif di depan idola. Saat jumpa fan, alih-alih berebut mendekat aku sudah bahagia bisa memandangi dari jauh.

Meskipun berada dekat, aku cenderung diam-diam saja. Setelah menyapa dan berjabat tangan, aku lantas jadi pendengar. Karena aku tidak populer, sudah pasti beliau berdua pun tidak mengenalku.

Walaupun begitu, kedekatan sahabatku Maria Margaretha dengan mereka membuatku ikut merasa dekat. Terlebih lagi karena Maria kerap menceritakan kebaikan-kebaikan mereka.

Aku bahkan ikut-ikutan memanggil Opa-Oma, padahal mereka seusia ayah dan almarhum ibuku. Sudah terbiasa dan nyaman. Lagi pula dengan menyapa Opa-Oma, aku pun terkesan lebih muda. Hehe.

Kembali kepada sosok pujaan kita! Benar pujaan kita, kan? Aku tahu, kamu pun semakin tertarik dan ikut mengidolakan dua sejoli ini.

Diari
Aku beberapa kali bertemu idolaku itu ketika ikut acara kopdar. Kapan ya? Maaf, ingatanku sedikit payah. Dua pertemuan yang paling kuingat adalah saat Kompasianival 2014 di TMII dan Kompasianival 2015 di Gandaria City.

Di Gancit, Opa Tjip bahkan membagikan buku karangannya, berjudul Beranda Rasa. Lewat sejumlah tulisannya aku semakin baik kenal beliau. Meskipun aku urung berpartisipasi menulis, Pak TS berbaik hati memberiku buku 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia. Di dalamnya ada juga tulisan Oma Rose.  

dokpri
dokpri

Aku bahagia dapat merasakan aura persahabatan dan kebaikan Opa Tjip maupun Oma Rose. Mereka pun sangat rendah hati. Tidak pernah menampilkan diri lebih hebat dari yang lain. Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi menjadi prasasti atasnya. Terima kasih untuk Opa Tjip dan Oma Rose, aku boleh menjadi bagian dalam sejarah ini. Semoga buku ini jadi kenangan indah dan menginspirasi.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun