Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diari, si Pemuja Rahasia Tidak Bermaksud Lebay!

7 Maret 2021   21:04 Diperbarui: 8 Maret 2021   13:43 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku itu sempat mencuri perhatian karena ada nama dua kompasianer centang biru, yaitu Jusuf Kalla dan Faisal Basri. Kenal kan? Keduanya pesohor sekaligus orang berpengaruh negeri ini. Karena bernilai jual nama mereka dipajang pada urutan pertama. Demi menarik minat pembaca, tentu saja.

Diari
Selain Pak JK dan Pak Faisal ada dua nama lain yang sangat menarik perhatianku. Mereka adalah Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata. Mengingat tradisi penamaan, kutebak keduanya memiliki hubungan spesial.

Ternyata tebakanku benar, mereka pasangan suami istri. Pak TS membenarkannya. Wow, keren banget suami istri bisa kompak menulis! Begitu ekspresiku kala itu.

Belakangan aku tahu mereka bukan orang biasa. Sebelum jadi kompasianer, sejumlah buku Pak Tjip sudah terbit di penerbit mayor dan jadi best seller. 

Dalam buku yang diterbitkan oleh Peniti Media itu, artikel Opa Tjip berjudul Secercah Senyum, Segenggam Harapan dari Papua. Sementara itu, artikel Oma Rose berjudul Tukang Roti Keliling Mataram, Lombok.

Membaca kedua artikel tersebut, sekejap dapat kutangkap kepribadian penulisnya---meskipun aku belum pernah bertemu. Aku langsung menyimpulkan bahwa keduanya sosok yang humble 'rendah hati', sederhana, baik budi, tidak sombong, dan pasti juga rajin menabung. Oya mereka juga memiliki kepedulian besar terhadap orang lain, terutama yang miskin papa.

Dalam artikelnya, Opa Tjip berkisah tentang tiga bidadari kecil yang tanpa sengaja dikenalnya di Jayapura saat sedang rehat acara seminar. Obrolannya dengan tiga gadis cilik itu perihal cita-cita. Meskipun berbeda cita-cita, ketiganya berhasrat kelak akan membantu orang lain.

"Kalaulah anak-anak ini memiliki hasrat hati untuk membantu orang lain, bagaimana dengan saya? Bagaimana dengan kita semua? Mari tanya hati kita, di sana pasti ada jawabannya."

Demikian refleksi Opa Tjip dari obrolan singkatnya dengan anak-anak. Sederhana, tetapi makjileb kalau kata generasi kiwari.         

Sementara, Oma Rose berkisah tentang perjalanan hidup sosok pemuda di Mataram. Tepatnya, kisah perjuangan hidup seorang penjual roti keliling yang sukses menjadi pengusaha muda.

Simpulan Oma Rose tentang sosok pemuda ini sangat menggugah bahkan sekaligus menyiratkan pesan penting bagi para pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun