Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cernak: Tuhan, Jangan Ambil Tempurungku!

23 November 2020   13:27 Diperbarui: 23 November 2020   13:46 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: @dwi_klarasari

Di tepian sungai hiduplah seekor katak pohon dan kura-kura darat. Keduanya sering kali bertemu untuk sekadar mengobrol. Kadang kala seekor berang-berang ikut bergabung bersama mereka.

Si katak pohon dikenal sangat sombong. Dia suka melompat dari satu pohon ke pohon lain hanya untuk memamerkan keahliannya. Sesekali si katak pun mengolok-olok kura-kura, " Kau pingin lincah seperti aku? Keluar dulu dari tempurung kau itu!"

Setiap kali melihat tingkah si katak atau mendengar ejekannya, kura-kura menjadi rendah diri dan membenci tubuhnya. Berbeda dengan katak pohon yang langsing dan gesit, tubuhnya gendut dan tertutup tempurung yang sangat keras.  

"Kenapa sih, aku diciptakan begini? Gara-gara tempurung ini, aku nggak bisa selincah katak pohon. Uuuh! Jangankan lompat, jalan aja aku lambat," keluhnya kepada berang-berang.

"Jangan sedih kawan! Tuhan pasti punya maksud baik!" kata berang-berang yang baik hati dan selalu memberikan semangat.  

Namun kura-kura tetap merasa kesal. Dia tahu meskipun tidak sombong seperti katak pohon, berang-berang sungai juga sangat lincah dan atraktif. Berang-berang sungai bisa meluncur dan menyelam ke dasar sungai dalam hitungan detik.

***


Suatu hari dalam mimpinya kura-kura bertemu malaikat. Segera saja dia mengeluh tentang tempurungnya.

"Kura-kura, tempurungmu adalah rumah sekaligus tameng yang akan melindungimu dari ancaman bahaya!" kata malaikat menjawab keluhan si kura-kura.

"Ah, aku sudah hidup 10 tahun, tapi nggak ada bahaya apa-apa!" kura-kura bersikeras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun