Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepotong Asa

28 Oktober 2018   15:23 Diperbarui: 28 Oktober 2018   20:41 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tribunnews.com

Kusimpan dalam kehangatan raga, cerita tentang para pemuda yang menorehkan sejarah negeri ini. Tentang mereka yang terpanggil menyuarakan kerinduan berhimpun di bawah satu nama. Putra-putri rupawan yang tak peduli perbedaan warna kulit dan bahasa ibu.  

Dua puluh delapan Oktober seribu sembilan ratus dua puluh delapan. Kusaksikan kongres itu. Mereka berkumpul tanpa bersitegang, tak terbawa pula seteru masa lalu. Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Bataks Bond, dan Jong-Jong lain dari segala penjuru Nusantara, berpadu rumuskan persoalan kebangsaan. Tentang tanah air, tentang bangsa, juga perihal bahasa.

Lalu kudengar mereka mengucap ikrar, bersatu seibu pertiwi. Satu tanah air dan satu bangsa. Indonesia. Mereka pun bersumpah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sesaat hening nan syahdu menyatukan jiwa-jiwa para pemuda. Kala gesekan biola pemuda Supratman lantunkan Indonesia Raya, darah mereka pun berdesir kencang hanyut dalam gelora dan semangat persatuan. Dengan persatuan, kelak mereka halau lintah penghisap kekayaan negeri tercinta.  

Aku bergaya Eropa tetapi berselimut sumpah anak-anak negeri. Sembilan puluh tahun sudah kusimpan kisah heroik dalam tubuh tuaku yang terhimpit di antara modernisasi.

Kini, setiap waktu kusaksikan muda-mudi kiwari menelusuri ruang-ruang dalam ragaku, menengok jejak pendahulunya. Entah sekadar kewajiban ataukah terikut rasa yang lain. Aku selalu ingin bertanya pada mereka! Apa makna 'Soempah Pemuda' bagimu, wahai pemuda Indonesia? Adakah semangat para pemuda yang dahulu berkumpul di sini tersulut juga dalam jiwamu? Adakah niat dan kesungguhanmu bersatu padu dalam kebhinekaan?

Aku masih tegak berdiri di Kramat Raya menyimpan "Soempah Pemuda". Aku pun kan jadi saksi para penerus sejarah negeri ini, dengan sepotong asa. Biarlah mereka setia perjuangkan persatuan hakiki Indonesia. Tak sekadar merapal ikrar pendahulunya.  

Hari Sumpah Pemuda 28/10/2018

Catatan: Gedung tempat diadakannya Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) yang melahirkan "Sumpah Pemuda" berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Sekarang gedung ini difungsikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun