Mohon tunggu...
Dwi Irmawati
Dwi Irmawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hilangnya Kebebasan Hak Memilih Para Calon Pemimpin

3 Juli 2018   13:39 Diperbarui: 4 Juli 2018   09:53 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : https://asset.kompas.com

Sempat viral percakapan group whatsapp yayasan Sekolah Dasar di media sosial. Hal itu dikarenakan adanya pemecatan yang dilakukan terhadap guru yang memilih Ridwan Kamil di pemilihan gubernur Jawa Barat 2018.

Guru yang lebih memilih Ridwan kamil itu bernama Robiatul Adawiyah. Pemecatan guru ini alasannya sangat tidak masuk akal, yaitu disebabkan karena Robiatul Adawiyah ini lebih memilih Ridwan kamil dari pada harus memilih yang sudah ditetapkan oleh pihak yayasan tersebut. 

Awal permasalahan terjadi saat  salah satu guru lainnya menyelamati Robiatul karena pilihanya ini memenangkan pilkada tersebut, tiba-tiba seorang ustadz  yayasan yang bernama Fahrudin ini menanggapi komentar tersebut,  disinalah perdebatan mulai terjadi antara Fahrudin dan Robiatul. 

Di dalam isi percakapan ini uztadz merasa kecewa karena Robiatul lebih memilih Ridwan kamil bukannya memilih calon yang sudah ditetapkan oleh yayasan, Robiatul pun menanggapi pesan pak ustadz fahrudin tersebut, menurut Robiatul dia berhak memilih siapa saja karena dia memiliki hati nurani dan penilaian tersendiri tanpa harus ada pemaksaan dari seseorag terhadap calon-calon gubernur Jawa Barat ini.

Setelah melakukan perdebatan Fahrudin memberikan pernyataan seolah-olah bentuk pemecatan terhadap Robiatul Adawiyah. Tampak pada kalimat yang iya lontarkan " kalo begitu kami punn hanya mau kerjasama dg staf  yg satu visi misi n gerak, silahka kalau ibu tidak nyaman dengan kebijaksanaan kami, masih banyak lembaga lain yg mungkin lebih satu visi misi dg ibu. Semoga ini dipahami n kami sekolah bisa cari staf jga yang sesuai dg kebijakan n mau kerjasama" tulis Fahrudin, dan disambung lagi dengan pesan kedua " terimakasih atas kerjasama n kontribusinya selama ini n mhn maaf atas keputusan ini" 

Usai percakapan ini viral, salah seorang guru bernama Tri memberikan penjelasan agar masalah ini tidak mengambang 

"saya bisa sampaikan semua yang terjadi sudah selesai, sudah tidak ada masalah apapun, sudah clear, sudah diselesaikan dengn musyawarah. Itu hanya kesalahpahaman. Tiak adayang dipecat atau di-PHK" kata Tri.

Tri menjelaskan bahwa ada unsur kesalah pahaman saja dan ada emosi yang tersulut saat percakapan itu berlangsung. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada arahan dari sekolah untuk memilih calon-calon tersebut.

"kalau terucap sedikit emosi ya namanya manusia, apalagi habis pilkada, tapi itu semuanya tidak ada hubungannya dengan pemilihan siapapun, yang ditentukan atau dipusuh 'kamu harus milih ini, kamu harus milih ini'. Itu tidak ada, jadi semua bebas" ucapnya

"disini memang tidak ada paksaan harus memilih (satu calon). Tidak ada" tegas Tri

Setelah kasaus ini viral di salah satu media sosial yaitu instagram, banyak para nitizen indonesia yang menanggapi masalah ini. Dan menyebutkan bahwa yang dilakukan ini adalah prilaku ya tidak benar apalagi ini menyangkut hak pilih seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun