Mohon tunggu...
Dwi Hari Astuti
Dwi Hari Astuti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PLS UNNES 2020

Always be positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trauma (Part IV) #lastpart

22 November 2020   12:12 Diperbarui: 22 November 2020   12:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Last Part..

            Semenjak kejadian itu aku tidak bisa tenang saat mengendarai motor apalagi saat aku membonceng di motor, kejadian itu selalu melintas dipikiranku. Tidak sedikit temanku yang selalu aku teriaki dan aku pukuli saat mereka naik motor dengan kecepatan tinggi ataupun ingin menyalip nyalip kendaraan yanga ada di depannya. Bahkan sampai saat ini aku pun menjadi takut untuk menyebrang jalan walaupun saat itu kejadiannya tidak menyebrang jalan.

            Aku selalau berdoa tidak hanya saat ingin pergi, namun saat perjalanan pun aku selalu memanjatkan doa agar meminimalisir rasa takutku. Jujur aku merasa terganggu sekali dengan kejadian itu yang selalu melintasi pikiranku tiba-tiba. Berbagai cara aku lakukan agar tidak ingat kembali tapi NIHIL, mungkin memang harus pelan-pelan untuk bisa melupakannya.

            Terkait luka yang ada dipipiku, saat itu aku takut apabila tidak bisa sembuh seperti semula. Selain itu aku juga tidak percaya diri untuk pergi keluar rumah, namun saat itu mau tidak mau keesokan harinya aku harus masuk kesekolah karena masih ada ujian akhir semester. Saat itu aku selalu memakai masker agar menutupi luka perban yang ada di pipiku. Kurang lebih 2 minggu setelah kejadian benang oprasi yang dipipiku di cabut, aku kira bakal sakit tapi ternyata tidak. Setelah itu dokter menyarankan agar aku mengurangi penggunaan masker biar area lukanya tidak lembab.

Dengan niat aku melakukannya, alhamdulillah aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang memberi dukungan agar aku tidak malu untuk memperlihatkan luka di pipiku dan selalu memberi semangat dan meyakinkanku bahwa itu akan sembuh dan akan baik-baik saja. Sekarang menjadi seperti keloid pada bekas luka pipiku. Tapi tidak masalah karena sudah memudar dan tidak terlihat terlalu jelas terkecuali jika dilihat dari dekat dan diraba seperti ada benjolan gitu di bekas alur benang yang menjait.

Dan beberapa bulan terkahir ini aku baru menyadari tulang pipi kananku lebih menjorok kedalam dan terlihat pipi kananku lebih kebawah (wajah asimetris) saat aku tidak sengaja melihat wajahku di kaca dengan fokus. Mungkin karena benturan dari kecelakaan yang aku alami. Sebagai orang awam aku sempat insecure ketika melihat wanita yang mempunyai wajah simetris dan paras yang cantik. Namun aku sadar bahwa semua itu sudah menjadi takdirku, dan aku yakin bisa menjalani semuanya dengan baik, dengan segala anugrah yang diberikan sang pencipta kepadaku. Dan belajar untuk selalu bersyukur atas segala hal yang telah aku miliki.

            Terimakasih untuk semua yang telah membaca cerita traumaku dari awal. Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua agar selalu berhati-hati dalam hal apapun. Jangan lupa bersyukur :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun