Mohon tunggu...
dwi nesa maulani
dwi nesa maulani Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas penulis jombang

Mengubah dengan pena

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutan Milik Semua Rakyat Bukan Segelintir Konglomerat

7 Desember 2020   13:19 Diperbarui: 7 Desember 2020   13:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak kecil anak-anak negeri ini diajari untuk melestarikan lingkungan. Menjaga hutan, tidak menebang pohon secara liar, sampai menanami kembali hutan yang gundul. 

Menjadi rakyat di negeri ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, karena Indonesia memiliki hutan yang luas  dan memiliki kekayaan hayati yang tinggi. 

Bagi penduduk yang tinggal di sekitar maupun di dalam hutan? Jangan ditanya lagi, hutan ibarat surga. Hutan tempat tinggal, tempat mencari penghidupan, dan tempat leluhur mereka. Sudah pasti mereka akan mempertahankan hutan kesayangan.

Akan tetapi upaya melestarikan lingkungan oleh penduduk pribumi tak sejalan dengan kengerian nafsu segelintir konglomerat. Dilansir dari katadata.co.id, menurut data World Resources Institute (WRI) Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan angka kehilangan hutan hujan tropis tertinggi pada 2018. Di antara pemicunya adalah ekspansi lahan perkebunan sawit dan terjadinya kebakaran hutan.

Sudah sangat sering kita jumpai kasus pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera dalam rangka pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Dan yang viral beberapa waktu lalu adalah video pembakaran hutan di Papua oleh perusahaan kelapa sawit asal Korea Selatan, Korindo (BBC.co./12/11/2020).

Siapa saja yang melihat video itu pasti merasa sedih dan marah. Apalagi bagi penduduk yang tinggal di sekitar kawasan kebakaran. Mereka tidak bisa melihat birunya langit di siang hari dan indahnya bintang di malam hari. 

Bernafas saja susah. Hal ini terjadi berkelanjutan. Seolah di wilayah mereka terdapat tiga musim yaitu musim kemarau, musim penghujan, dan musim asap.

Mengapa segelintir konglomerat bisa sesukanya menguasai hutan? Ya, memang negara memberikan hak konsesi bagi mereka. Indonesia saat ini menganut sistem ekonomi kapitalis. 

Menurut sistem ini, negara hanya sebagai regulator saja, semua pengelolaan diserahkan kepada individu atau korporasi. Negara tidak mau ribet mengurus hutan. Datanglah korporasi raksasa asing menjarah hutan dan hal itu legal menurut undang-undang.

Jika sistem kapitalis terus diterapkan, hutan kita akan semakin terancam. Para kapitalis akan semakin beraksi memuaskan nafsu mereka, sedangkan negara tak berdaya. Akibat dari hilangnya sebagian hutan tidak hanya penduduk sekitar saja yang merasakan. Tapi juga seluruh penduduk bumi. 

Suhu tahunan akan naik, dan bumi semakin panas. Cadangan air bersih semakin sedikit, padahal air tanah makin hari makin tak layak konsumsi karena pencemaran. Jangan lupakan banjir dan tanah longsor mengintai jika hutan kita gundul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun