Sudah terpampang nyata Salam Satu kedipan
Alasan dalam secangkir kopi yang kau tuang
Sesapan rindu hanya kekosongan
Hadirmu datang hatimu kau tinggal
Keluhku bukan sebongkah perkara
Kau terima lalu kau lempar tanpa didengar
Tercekat pahit kopiku ditengah jalan
Lamban manisnya kunanti tak kunjung datang
Mengembun sudah jarak raga dan Bayang
Tergugu luruh dalam sunyi malam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!