Mohon tunggu...
Dwi Agus Susanto
Dwi Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru adalah Panglima Perang

16 Juli 2018   12:58 Diperbarui: 16 Juli 2018   13:18 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rutinitas menjelang tahun ajaran baru dimulai... Sama seperti tahun-tahun sebelumnya... Menyiapkan perlengkapan sekolah...

GURU ADALAH PANGLIMA PERANG

Tahun ajaran 2018/2019 akan segera dimulai... Tidak hanya peserta didik yang sibuk mempersiapkan diri memasuki sekolah/kelas baru. Guru pun sama, harus mempersiapkan segala sesuatu untuk memasuki tahun ajaran baru.

Selain berbagai perangkat administrasi kelas sesuai kelas tugas mengajar yang telah ditentukan melalui muyawarah dalam rapat sekolah, berbagai kelengkapan diri layaknya baju perang pun harus dipersiapkan...

Ya, kelas adalah medan perang, medan pertempuran. Pertempuran yang harus kita menangkan. Dan untuk memenangkan pertempuran itu, kita memerlukan taktik dan strategi yang jitu.

Guru adalah seorang panglima perang di medan pertempuran bernama kelas. Sebagai seorang yang layak ditugasi peran sebagai panglima perang, guru harus mempunyai kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria tersebut adalah:

  • Penampilan; adalah cara guru menampakkan diri, baik dari segi penampilan secara lahiriah jasmaniah, segi penyampaian ilmu, maupun segi pemberian nasehat, teladan dan karakter yang baik bagi peserta didik sebagai prajuritnya. Penampilan secara lahiriah jasmaniah adalah guru menggunakan "baju zirah" yang menunjukkan dan mencerminkan bahwa ia adalah seorang guru. Penampilan yang baik dan menarik tentunya akan menumbuhkan perhatian dan semangat siswa. Layaknya jargon "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda". Begitu pula dengan guru, yang dilihat pertama kali oleh siswa adalah cara guru berpenampilan. Ketika guru bisa menarik perhatian siswa, maka tentunya akan lebih mudah bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.  "Baju Zirah" bagi guru tidak bisa sembarangan, ada hal-hal yang harus diperhatikan, aturan yang harus ditaati dan norma yang harus dihormati. Aturan penggunaan pakaian dinas guru yang berstatus sebagai ASN (dan juga ASN lainnya) diatur dalam Permendagri Nomor 6 tahun 2016 yang juga diikuti oleh guru berstatus tenaga honorer.
  • Kompetensi dan Kepemimpinan; menjadi seorang Panglima Perang tidaklah mudah, ada syarat yang harus dilalui dan ada kriteria yang harus dipenuhi. Sebagaimana ditetapkan dalam dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru yang salah satunya mengatur terntang kualifikasi akademik minimal bagi guru. Guru harus berkualifikasi minimal mempunyai pendidikan setingkat strata-1 (S-1). Melalui penggemblengan selama menempuh pendidikan jenjang S-1, diharapkan nantinya selain mempunyai kulaifikasi yang memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, guru juga mempunyai kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai. Kompetensi-kompetensi tersebut sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
  • Selain kompetensi yang harus dimiliki, guru sebagai panglima perang harus dapat memimpin siswa sebagai prajuritnya untuk dapat memenangkan pertempuran. Pertempuran di medan perang bernama kelas adalah pertempuran melawan rasa malas, melawan rasa bosan, melawan ketidaktahuan dan melawan kebodohan. Kepemimpinan guru di kelas mutlak harus dimiliki, agar guru dapat membawa siswanya memenangkan pertempuran dengan penuh suka rela, dengan penuh kegembiraan.
  • Taktik dan Strategi; yang membedakan seorang panglima perang dengan prajuritnya adalah kemampuan panglima perang dalam menggunakan taktik dan strategi yang tepat sebelum memulai pertempuran. Taktik dan strategi yang akan digunakan guru dalam memimpin siswanya di dalam kelas terangkum dalam seperangkat administrasi kelas. Taktik dan strategi perang direncanakan dan dituangkan dalam administrasi kelas berupa: program tahunan, program semesteran, silabus, RPP, rencana evaluasi, rencana tindak lanjut dan lainnya. Seperangkat administrasi ini harus disusun dengan tertib dan direncanakan dengan baik agar dapat terlaksana dan dapat mencapai hasil yang diinginkan.
  • Jika yang telah direncanakan tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan, maka seorang panglima perang yang hebat tentunya telah memiliki rencana lain, "plan B". Plan B digunakan jika tujuan yang diinginkan tidak dapat tercapai dengan optimal. Plan B, digunakan untuk memperbaiki ketidakpuasan dalam pertempuran yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Plan B, yang dapat digunakan oleh guru adalah memperbaiki cara pembelajaran agar dapat mencapai tujuan yang salah satunya bisa dilakukan dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
  • Senjata; pertempuran tidak akan dapat dimenangkan dengan hanya mengandalkan taktik dan stategi saja, tetapi juga harus menggunakan senjata. Banyak pilihan senjata yang bisa digunakan seorang panglima perang dalam menghadapi pertempuran. Pilihan senjata disesuaikan dengan medan pertempuran dan musuh yang dihadapi. Bagi seorang guru, ada banyak pilihan senjata yang dapat digunakan di dalam kelas. Pilihan senjata tersebut adalah pendekatan, metode, strategi, model dan teknik pembelajaran. Penggunaan pendekatan, metode, strategi, model dan teknik pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentunya harus disesuaikan dengan kondisi kelas, kondisi siswa, materi pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan menggunakan pendekatan, metode, strategi, model dan teknik pembelajaran yang tepat, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dapat tercapai dengan optimal.

Jadi jelas, bahwa guru layaknya seorang Panglima Perang dengan segala kemampuan yang harus dimilikinya. Dan ingat, bahwa seorang panglima perang, dalam pertempuran, jarang berada di barisan paling depan. Prajurit akan maju terlebih dahulu ke medan perang. Panglima Perang berada di belakang sambal mengawasi dan mengevaluasi serta memberikan perintah taktik dan strategi perang. Sama halnya dengan peran-peran guru di dalam kelas yaitu sebagai pendidik, pengajar, sumber belajar, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola, penasehat, innovator, motivator, pelatih dan evaluator.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun