Roh mengerling jenaka "Eh, aku mau cerita sedikit nih. Ngaji tasawuf ala kyai, sosok dimana aku pernah belajar mengaji"
Thoha menggerutu dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada Roh
Roh menatapnya sekilas dan berkata dengan tenang, "Kamu tahu nggak, salah satu pendalaman tasawuf ketika berwudhu membasuh kepala itu diiringi dengan harapan agar kepala kita bersih dari pikiran kotor dan tidak mudah terbawa emosi"
Thoha seketika terdiam. Ia menggeretakkan gerahamnya menahan kesal. Roh tersenyum simpul dan menepuk bahunya. "Kita sama-sama masih belajar. Aku tidak merasa yang paling benar. Malah aku yang seharusnya minta maaf padamu. Bersuci tetapi tidak sampai ke dalam hati, masih sering usil ingin membuatmu terbawa emosi"
Ruangan hening sejenak. Hanya terdengar bunyi jarum jam dinding berdetak. Thoha memandang Roh lama. Sebelum mengumbar senyuman dan berkata "Sudah menjelang adzan mari bergegas ke masjid untuk sholat Isya dan tarawih. Meskipun bukan presiden, kau akan selalu kumaafkan, sebab Thoha dan Roh adalah kawan seperjuangan"
Mereka tergelak bersama dan bergegas keluar mencari sandalnya sebelum adzan Isya'menggema.