Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lima Tips Menyelamatkan Anggaran di Bulan Ramadan

18 April 2021   13:57 Diperbarui: 18 April 2021   14:20 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak Doraemon, Senjata Rahasia Untuk Situasi Tak Terduga, Dokpri

Sebagian besar orang mengeluh, menjalani hari-hari di bulan Ramadan butuh dana besar yang tak terduga.  Padahal setiap pos pengeluaran sudah disiapkan anggaran yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya. Jika tiba-tiba terjadi pengeluaran berlipat ganda bisa menyebabkan terancamnya anggaran keluarga. Apakah benar demikian? Sebelum mengeluhkan besarnya anggaran yang harus disiapkan saat Ramadan, perlu dipetakan kembali pos-pos pengeluaran rutin yang biasa dikeluarkan di bulan Ramadan. Beberapa pos tersebut adalah:

  • Infaq sedekah

Bulan Ramadan adalah bulan yang setiap amalan diganjar pahala berlipat ganda. Maka umat muslim pun berlomba-lomba dalam berinfaq sedekah. Meski bersedekah tak harus selalu dengan materi, tetapi bisa memberikan yang terbaik bagi yang membutuhkan menimbulkan kebahagiaan tersendiri. Tentunya bersedekah dengan uang membutuhkan anggaran yang harus disiapkan jauh hari.

  • Hidangan sahur dan buka puasa

Jika direnungkan kembali, seharusnya biaya makan di bulan Ramadan malah berkurang. Di hari-hari biasa sehari makan tiga kali, di bulan Ramadan hanya makan saat sahur dan berbuka. Tetapi keperluan menyiapkan makanan kecil sebagai takjil atau camilan saat berbuka, serta menjamu khalayak saat berbuka puasa bersama tentu membutuhkan dana. Apalagi Allah telah menjanjikan pahala bagi orang yang menyajikan hidangan berbuka bagi yang berbuka puasa.

  • Keperluan lebaran

Sudah menjadi rahasia umum jika ketika Ramadan tiba, otomatis diikuti pula oleh keperluan untuk hari raya. Kue kering khas lebaran, baju hari raya terutama bagi anak-anak, angpao lebaran ketika bersilaturahim adalah pos-pos yang biasanya telah disiapkan saat lebaran.

Ternyata cukup banyak pos pengeluaran di bulan Ramadan. Tapi dari tiga pos besar yang membutuhkan anggaran tersebut, kita bisa memetakan lagi berdasarkan skala prioritas sehingga membantu mengingatkan agar tidak berbelanja terlalu ganas.

Bagaimana caranya agar anggaran rumah tangga tidak keteteran? Berikut adalah lima tips menyelamatkan anggaran di bulan Ramadan:

  • Menabung

Saya membiasakan menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk keperluan infaq harian Ramadan. Besaran infaq di bulan Ramadan cukup lumayan dan perlu dianggarkan. Ada acara bakti sosial RT dan majelis pengajian, juga infaq untuk masjid, terutama mengisi kotak infaq keliling saat menjelang sholat tarawih. Setiap subuh diusahakan bersedekah harian. Semua aktivitas berbagi pun butuh persiapan. Sumber tabungan bisa dari pintu mana saja. Kadang hasil jual barang bekas atau sisa uang belanja. Uang yang disisihkan dikumpulkan di dompet khusus yang saya beri nama Kotak Doraemon sebab isinya membantu mengatasi masalah-masalah tak terduga. Pakar keuangan menyebutnya dana darurat atau dana siaga.

  •  Mencari penghasilan tambahan

"Zaman pandemi begini, cari pekerjaan utama aja susah karena banyak PHK, kok malah berharap penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingan"

Jangan pesimis dulu, kalau ada kemauan pasti ada jalan. Ada banyak pintu penghasilan tambahan jika mau bekerja keras. Salah satu contohnya adalah berjualan masakan atau takjil. Modalnya juga tak terlalu besar. Misalnya nih lagi ingin goreng pisang atau masak kolak buat takjil sekeluarga, sekalian jumlah bahan atau takarannya ditambah sehingga bisa dijual beberapa bungkus. Tawarkan di grup WA paguyuban RT, pasang status promosi, pasti bisa dapat pelanggan. Atau jika ingin berjualan masakan, bisa dibuat sistem PO, menu untuk keesokan hari ditawarkan di grup komunitas atau teman dan tetangga terdekat. Ada beberapa pembeli sudah lumayan 'kan. Anggaran belanja pun terselamatkan.

  • Pastikan berbelanja karena kebutuhan bukan keinginan

"Lebaran identik dengan baju dan sepatu baru" Tapi itu kan cara pandang zaman dahulu. Coba pastikan dulu, apakah memang perlu? Jika ada baju atau sepatu yang sudah rusak, sah-sah saja beli yang baru di saat lebaran. Mumpung biasanya di berbagai toko banyak diskonan, tetapi pastikan belanja karena kebutuhan, bukan keinginan.

"Ramadan menunya wajib istimewa. Harus sering menu berbahan daging, ayam atau yang agak mahal harganya" Ah nggak juga, bagi yang keuangannya cukup sampai tumpah-tumpah sih tak mengapa memanjakan diri dengan menu tak biasa. Tapi bagi yang anggarannya pas-pasan seperti keluarga saya, menu apapun yang dimasak dan disajikan dengan cinta akan terasa istimewa meski bahannya sederhana. Seperti tahu bumbu kecap ini. Hanya butuh tahu, telur, kecap, kecambah, timun, bawang goreng. Cocok disajikan hangat saat berbuka atau santap sahur. Bukankah yang kita butuhkan adalah makanan bergizi agar tetap sehat sehingga puasa bisa lebih dinikmati?

Tahu Kecap Nan Sedap, Dokpri
Tahu Kecap Nan Sedap, Dokpri
  • Mengoptimalkan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan

Bagi yang memiliki keterampilan khusus, menjahit baju, membuat kue kering untuk lebaran bisa dilakukan secara swadaya. Lumayan untuk menghemat anggaran, atau bisa juga menjadi salah satu cara mendapatkan penghasilan tambahan. Membuat kue kering bisa belajar secara otodidak, tinggal cari resep dan praktikkan. Kalau nggak pede untuk dijual, setidaknya bisa dikonsumsi sendiri sebagai pelengkap lebaran. Mau pamer sedikit ah, ini kue kering buatan saya, resepnya ala-ala, sekadar memanfaatkan satu kilogram tepung terigu bingkisan tabungan bank sampah.

Kue Kering Swadaya, Dokpri
Kue Kering Swadaya, Dokpri
  • Buat daftar belanja

Konon emak-emak suka kalap kalau sudah masuk pasar, terutama di bulan Ramadan. Niatnya beli pisang, pulang-pulang beli peralatan dapur dengan alasan mumpung lagi diskonan. Ada nggak yang demikian? Kalau saya sih nggak, karena terbiasa membuat daftar belanja dan food preparation. Dalam benak sudah ada rencana mau masak apa dalam sepekan. Jadi berangkat ke pasar sudah berbekal rencana matang. Nominal uang dalam dompet disesuaikan dengan daftar belanja. Buat jaga-jaga jika terjadi kenaikan harga, paling hanya membawa uang lebih sekitar 20 persen dari anggaran utama. Dengan cara begini, seringnya di akhir bulan masih ada sisa uang belanja untuk disisihkan di Kotak Doraemon.

Ke Pasar? Buat Daftar Belanja Dulu Yuk, Dokpri
Ke Pasar? Buat Daftar Belanja Dulu Yuk, Dokpri

Setiap orang punya tips dan trik dalam mengelola keuangan. Jika lima tips menyelamatkan anggaran di bulan Ramadan ini dirasa terlalu sulit dipraktikkan jangan buru-buru merasa tertekan. Coba gali tips dan metode terbaik menurut diri sendiri, yang penting berupaya mengatur keuangan cara cerdas sehingga mengelola anggaran di bulan Ramadan tidak dihantui rasa was-was.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun