- Fisik dan harta
Kesehatan adalah nikmat yang tak bisa diukur dengan harta. Maka harus lebih hati-hati menjaganya. Mencegah lebih mudah daripada mengobati, apalagi jika sakitnya disebabkan Covid-19, ya Allah ...ngeri.
Ramadan adalah bulan berbagi. Lazimnya kita memacu diri untuk memperbesar infaq dan sedekah karena Allah telah berjanji menggantinya berlipat kali. Meski di tengah pandemi, majelis taklim kami tak berhenti berbagi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya MT. Maratus Shalihah mengadakan bakti sosial dengan berbagi paket sembako dan pakaian layak pakai untuk kaum dhuafa termasuk juga mereka yang terdampak finansial karena pandemi corona. Bedanya, tahun lalu aktivitas berbagi memanfaatkan dana kas infaq pengajian tiap pekan. Tahun ini, kami bahu membahu mengambil dari tabungan pribadi sebab selama pandemi, pengajian diliburkan sementara sehingga otomatis tidak ada dana infaq untuk acara "Maratus Shalihah Berbagi" Belajar dari tahun lalu, pembagian santunan diberikan menurut kupon berjadwal, sebagian diantarkan ke rumah penerima santunan sehingga tidak menimbulkan kerumunan.
- Amalan khas Ramadan
Bekal yang tak boleh dilupakan adalah amalan khas Ramadan. Semua amal baik di bulan Ramadan diganjar pahala berlipat ganda. Oleh karena itu demi meraih ridhoNya, saya bersiap jauh hari sebelumnya. Misalnya, memasang target mengkhatamkan Al Qurn minimal dua kali dalam bulan Ramadan, maka jauh hari sebelumnya saya sudah membiasakan membaca minimal empat lembar Al Quran usai sholat lima waktu, sholat dhuha dan tahajud. Kualitas sholat juga dilatih untuk lebih khusyu'. Mungkin berat, tetapi harus mampu menjaga niat dan semangat. Perlu diperhatikan pula adanya amalan-amalan yang hanya ada di bulan Ramadan, yaitu berpuasa, membayar zakat fitrah dan sholat tarawih. Khusus tarawih, karena tahun ini telah diperbolehkan untuk dilakukan berjamaah di luar rumah, maka saya menambah perbekalan di dalam tas berupa hand sanitizer dan tisu serta masker tak lupa dikenakan. Intinya, tegakkan protokol kesehatan.
Sebersit bahagia memandang lampion warna-warni bertuliskan Asmaul Husna yang dipasang DTM Masjid Al Ukhuwwah menjelang Ramadan tiba. Teringat tahun lalu, jangankan berdandan menjelang Ramadan, di hari Jumat saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar, pintu-pintu masjid dipasang stiker melintang mirip Police Line, untuk menandakan bahwa sholat Jumat ditiadakan, sesuai anjuran pemerintah berdasarkan berbagai pertimbangan.Â
Lampion-lampion itu, seolah mewakili segenap rasa yang menggebu, melangitkan harapan dan doa agar Allah mengaruniakan ampunan atas segala dosa. Dosa-dosa yang mungkin menjadi salah satu penyebab kita diuji dengan terjadinya badai pandemi.