Bumi gonjang ganjing langit kelap-kelap katon tatkala Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan wacana pengenaan cukai pada produk yang memanfatkan pemanis buatan.
Menurut beliau minuman mengandung pemanis ini adalah salah satu pemicu penyakit diabetes.
Ketergantungan pada gula pasir dan pemanis buatan menyebabkan masyarakat merasa keberatan dengan pengenaan cukai yang diyakini secara otomatis akan mengerek harga minuman manis dalam kemasan.
Pemanis buatan, gula pasir adalah salah satu produk yang kadar glukosanya relatif tinggi. Padahal ada bahan pemanis pangan lokal yang tak kalah manis sekaligus mengandung nutrisi yaitu gula semut atau gula jawaÂ
Gula semut terbuat dari nira kelapa. Sebagian masyarakat kita mengenalnya sebagai gula jawa atau gula merah dalam bentuk kristal. Penampakannya mirip gula aren, tetapi gula aren diolah dari nira pohon aren.
Konon penyebutan gula semut sebab tekstur gula jawa dalam bentuk kristal ini mirip dengan rumah semut yang sering kita jumpai di hamparan tanah. Dibandingkan dalam bentuk batok atau padat, gula semut dalam bentuk kristal memiliki banyak keunggulan.
Bahkan gula semut juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan gula pasir.
Keunggulan Gula Semut
1. Pemanfaatan gula semut kristal (gula semut) sebagai pemanis bercita rasa tinggi
Jika dalam bentuk padat atau batok gula jawa dimanfaatkan sebagai penyedap rasa dan bumbu masakan, dalam bentuk kristal, gula semut lebih mudah ditakar sehingga mudah digunakan untuk berbagai keperluan penambah cita rasa minuman, kue-kue ataupun memasak. Gula semut mempunyai rasa khas nira kelapa.Â