Sebesar 55,74% di tahun 2013 dan terus meningkat di tahun 2017 sebesar 56,13%. Meski demikian, perlu dicermati peningkatannya diharapkan lebih bermakna positif ke arah produktif dari pada konsumtif. Jadi yang dulunya dikenal "macan adu: mama cantik abisin duit" menjadi "macan bawang: mama cantik banyak uang".
Hal tersebut bisa dilakukan seiring makin baiknya kualitas pendidikan perempuan. Hal ini tercermin dari Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu persentase penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu sesuai dengan umurnya. Selama lima tahun APM perempuan umumnya mengalami peningkatan di tiap jenjang pendidikan.
Membaiknya kualitas pendidikan perempuan akan memberikan kesempatan luas baginya. Mereka tidak harus terikat dengan sektor formal yang membatasi kewajiban mengurus rumah tangga. Dengan begitu bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Karena memang perempuan mempunyai peran dalam pendidikan awal anak.Â
Sejalan nasehat "Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu". Dengan begitu, setiap perempuan hendaknya menempuh pendidikan sampai jenjang tinggi dan menambah wawasan lebih luas.
Sebagai ruang aktualisasi dirinya dalam membantu ekonomi keluarga, perempuan secara bijaksana bisa memilih usaha yang tanpa harus meninggalkan rumah. Mereka tetap bisa berkontribusi menyumbang ekonomi keluarga.
Semakin besar sumbangannya bagi ekonomi keluarga yang dicapai dengan partisipasi aktif dalam kegiatan produktif membuat fungsi istri sebagai manajer rumah tangga justru menjadi lebih kuat. Ungkapan istri sebagai garwo: sigaraning nyowo (baca: belahan jiwa), memberikan gambaran posisi sejajar dan lebih egaliter bagi perempuan. Secara struktur formal, mereka terlihat tidak berpengaruh. Namun secara informal, pengaruhnya besar.
Dengan mengetahui peran perempuan maka laki-laki diharapkan bisa secara bersama membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa.
Selamat Merayakan Hari Ibu ke-90.