Tak hanya itu, ada pula yang datang ke sana hanya untuk melakukan bentrok dengan aparat keamanan. '
"Yaa nyari darah bang," ujar salah satu pelajar yang ikut di aksi tersebut.
Meskipun banyak mendapatkan respon negative dari berbagai pihak mengenai aksi STM Melawan, namun para pelajar juga patut diapresiasi. Pasalnya aksi tersebut secara tidak langsung menyadarkan akan kondisi Indonesia.
Namun, yang perlu menjadi catatan untuk berbagai pihak entah itu sekolah, orang tua, pemerintah, mahasiswa, dan pihak terkait lainnya harus mampu memberikan pengertian ke para pelajar untuk tidak menyampaikan aspirasi secara anarkis.
Pasalnya jika tidak dicegah, takutnya di kemudian hari, secara tidak langsung melegalkan aksi penyampaian pendapat dengan cara anarkis.
Di balik, baik buruk aksi tersebut, ternyata provokator juga menyusup di aksi STM Melawan. Menurut pantauan penulis, hal tersebut terlihat ketika ada seorang pengemudi ojek online yang hampir menjadi sasaran amukan siswa pelajar.
Hal tersebut diawali ketika, Polisi menembakkan gas air mata ke para pelajar yang berada di pintu belakang gedung DPR/MPR RI. Â Namun, tembakan tersebut justru mengenai pengendara ojek online yang sedang melintas.
Terkejut karena kena tembak gas air mata, sontak pengemudi ojek online terjatuh dari motor yang dikendarainya. Tak hanya itu, entah apa penyebabnya, setelah terjatuh akibat terkena tembakan gas air mata, di sekitar motor tersebut mengeluarkan api. Beruntung motor tersebut bisa diselamatkan dan tidak terbakar.
Pasca kejadian tersebut, pengemudi ojek online disarankan untuk memutar arah. Namun, ketika memutar arah, ada seorang yang berpakaian preman, menendang motor tersebut dan menuduh pengemudi tersebut adalah intel.
"Intel lu yah," ujar sang provokator sambil menendang motor pengemudi ojek online.
Melihat hal tersebut, sontak para pelajar mengerumuni pengemudi ojek online. Beruntung, karyawan salah satu kantor media ternama melihat kejadi tersebut dan menyelamatkan sang pengemudi ojek online.