Mohon tunggu...
Duta Aulia
Duta Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja.

Mata dua mulut satu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

WO Pantja Murti Sebagai Kelompok Wayang Orang Professional Paling Muda di Indonesia.

11 November 2018   15:23 Diperbarui: 30 November 2018   01:32 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kies Slamet Setelah Pementasan dan Bersalaman Dengan Presiden Soeharto

Wayang Orang Pantja Murti merupakan kelompok wayang orang professional termuda di Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Tidak hanya itu, WO Pantja Murti merupakan "cikal bakal" dari berdirinya WO Bharata yang sampai sekarang masih melakukan pementasan di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

WO Pantja Murti atau yang sekarang di kenal dengan WO Bharata merupakan WO termuda jika dibandingkan dengan WO Sriwedari di Surakarta dan WO Ngesti Pandawa di Semarang. Ketiga kelompok wayang orang tersebut merupakan kelompok wayang orang professional yang masih tersisa di Indonesia hingga saat ini. 

Wayang Orang (WO) Pantja Murti yang  didirikan pada 1963 oleh seorang Mayor Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang bernama B. Soejono dari Kesatuan Sliwangi yang dilahirkan di Purworejo. Selain menjadi TNI, ia juga mempunyai pabrik batu bata di kawasan Tanggerang, dan pabrik pakaian. Kecintaan Soejono terhadap kebudayaan Jawa sudah ada sejak ia masih kecil, karena sering menonton kesenian pertunjukan wayang. Namun, kesenangannya tidak didukung oleh kakeknya. Kakeknya yang dapat dikatakan sebagai orang terpandang di Purworejo tidak menyukai cucunya untuk menonton pertunjukan wayang. Seandainya Soejono ketahuan menonton wayang akan dihukum oleh kakeknya. Setelah dewasa dan memiliki modal, ia memutuskan untuk mendirikan seni pertunjukan WO Pantja Murti yang dulu melakukan pementasan di Gedung Rialto. Gedung yang berada di kawasan Pasar Senen itu merupakan bekas bioskop yang sudah tutup lalu diambil alih oleh Soejono untuk dijadikan sebagai tempat pertunjukan wayang orangnya. Gedung tersebut sekarang dikenal dengan Gedung Pertunjukan Bharata dan masih digunakan untuk pementasan WO Bharata. Pada awal pembentukannya, Soejono memilih Jakarta sebagai tempat pementasan WO Pantja Murti, karena ketika itu ia bertugas dan ditempatkan di Jakarta. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menghibur para perantau dari Jawa yang ada di Jakarta.

 Seni pertunjukan WO Pantja Murti adalah milik pribadi yang dikelola langsung oleh Soejono. Dalam pencarian penari WO Pantja Murti, Soejono  mengajak beberapa orang yang dulu sudah mengikuti kesenian wayang orang di tempat lain agar bergabung dengan grup WO Pantja Murti dan mengadakan beberapa kesepakatan dengan para pemain yang diajak bergabung. Dengan cara seperti itu Soejono mencari pemain untuk wayang orang yang dia miliki. 

Salah satu pemain yang diajak bergabung di WO Pantja Murti adalah Kies Slamet. Ketika itu Kies Slamet merupakan salah satu pemain yang berasal dari Surabaya yang terkenal akan tarian Cakil. Tokoh wayang Cakil merupakan seorang raksasa yang selalu berhadapan dengan Arjuna.

Selain itu, Cakil adalah tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan karena dalam perang Cakil selalu tewas karena kerisnya sendiri. Cakil juga memiliki sifat pemberani, tangkas, banyak tingkah, dan pandai bicara, tetapi berwatak kejam, serakah, selalu menurutkan kata hati dan mau menang sendiri. Dalam pertunjukan wayang kulit Cakil tak begitu menarik, tetapi di dalam wayang orang peran Cakil merupakan sripanggung, karena tariannya adalah campuran antara tarian dan pancak silat dengan diiringi irama gamelan.

 Popularitas Kies Slamet menarik Soejono untuk mengajaknya bergabung di WO Pantja Murti. Soejono memerintahkan Wandi untuk datang ke Surabaya dan mengajak Kies Slamet untuk bergabung. Wandi adalah pemain WO Pantja Murti yang sering berperan sebagai Bagong dalam setiap pementasan.

Bagong merupakan tokoh yang dapat dikatakan beradat lancang. Bila mendengar orang berbicara, terus saja ia bersambung kata, lagak-lagunya bodoh seperti anak kecil. Pada 1963 Kies Slamet memutuskan untuk bergabung dengan WO Pantja Murti. Namun, keberangkatan Kies Slamet ke Jakarta tidak semudah itu karena ia harus menyelesaikan tanggung jawab di grup kesenian yang dia ikuti di Surabaya. Ketika urusan di Surabaya selesai ia pergi ke Jakarta.

Pada awal pendirian WO Pantja Murti terdapat antusiasme yang besar dari para penonton. Hal ini tidak terlepas dari dijadikannya Kies Slamet sebagai bintang tamu untuk menarik penonton agar datang ke pertunjukan. Peran Cakil yang diperankan oleh Kies Slamet ternyata membawa dampak positif bagi WO Pantja Murti. Banyak penonton merasa senang dan terhibur dengan peran yang dimainkan oleh Kies Slamet.

Bahkan, para pejabat pemerintahan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan pejabat pemerintahan kagum terhadapnya. Selain itu, Menteri Pembangunan Masyarakat Desa Ipik Gandamana pernah memberikan jabat tangan dan ucapan selamat atas peran yang dimainkan dalam pementasan.

 Kejayaan WO Pantja Murti terbukti ketika malam minggu WO Pantja Murti mengadakan pementasan pada 1963-19964 dua kali dalam semalam yang dilakukan pada pukul 20.00-22.00 WIB dan pukul 23.00-01.00 WIB. Antusiasme penonton dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang dapat dikatakan masih sedikit di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun