Mohon tunggu...
Durrotul Muna
Durrotul Muna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Durrotul Muna

"Yang tetap dari dunia adalah perubahan" Maka buatlah perubahan yang semakin baik agar tidak merugi di kemudian hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Psikologi Akibat Masa Pandemi COVID-19

23 Mei 2022   09:05 Diperbarui: 23 Mei 2022   09:13 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama kelompok :

1. Durrotul Muna (34202100026) 

2. Inna Laili Nur Hidayah (34202100029) 

3. Luthfi Hidayah (34202100007) 

Dosen pengampu: Nila Ubaidah, M.Pd

Dampak Psikologi Akibat Masa Pandemi COVID-19

Pada awal tahun 2020 terjadi suatu wabah yang menggemparkan dunia, yakni wabah covid 19. Virus ini berawal dari kota Wuhan, Tiongkok. Hampir seluruh negara di dunia terjangkit virus tersebut. Di Indonesia sendiri, covid 19 telah masuk di Indonesia pada awal bulan Januari 2020. Guna mencegah penyebaran covid 19, pemerintah mengeluarkan surat edaran yang menghimbau untuk menerapkan sistem lockdown dan menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi covid19. 

Masa pandemi covid 19 menimbulkan dampak diberbagai bidang kehidupan, salah satu nya bidang pendidikan. Hal ini sesuai dengan surat edaran nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan covid19 pada satuan Pendidikan. Pemerintah memberikan kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan melakukan pembelajaran secara online selama masa pandemi covid 19. 

Pembelajaran secara online adalah pembelajaran yang memanfaatkan berbagai aplikasi e-learning seperti whatsapp, zoom, google meet, e-mail, dan sebagainya. Namun dalam pelaksanaannya masih terjadi kendala yang menghambat proses pembelajaran daring. Dimana hal ini menimbulkan dampak psikologi bagi peserta didik baik ditingkat sekolah dasar (SD) , sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA/SMK). 

“Hasil survei menyatakan 99% anak menganggap bahwa gerakan di rumah aja adalah hal yang sangat penting,” ujar Lenny N Rosalin Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dalam konferensi pers, Sabtu (11/4/2020). Ia menambahkan, 58% anak memiliki perasaan yang tidak menyenangkan selama menjalani kebijakan belajar di rumah. Sedang, 38% anak berpendapat bahwa sekolah belum memiliki program yang baik dalam menerapkan kegiatan belajar di rumah. (Liputan6.com, 2020)

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 51 pengaduan dari berbagai daerah yang mengeluhkan anak menjadi tertekan dan kelelahan karena beban tugas. Tenggat waktu yang diberikan sempit, padahal banyak tugas yang harus dikerjakan segera dari guru mata pelajaran yang lain. Jika anak terbebani, bisa menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental yang justru akan memengaruhi imunitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun