Mohon tunggu...
PENA USANG JURNAL DR
PENA USANG JURNAL DR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendekar pena kampus hijau

MENCINTAI UNTUK DI CINTAI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersemayam dalam Doa Orangtua

28 Mei 2023   03:41 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:28 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di saat mata perlahan terbuka
Terpampang nyata dua malaikat
Sembilan bulan derita sang ibu 
Seumur hidup beban pundak sang ayah
Rentetan ombak datang menerpa
Ribuan cibiran tak kau hiraukan
Pikiran yang menjajah 
Rasa sakit yang tak terlukiskan 
Tak terlintas kata menyerah 
Tak terbendung keringat yang bercucuran
Setetes asi menggumpal daging
Setetes keringat adalah hidupku
Air mata laksana api 
Kalimatnya ialah doa 
Keriput yang mulai nampak 
Badan yang kian membungkuk 
Namun perjuangan tak pernah usai
Nasihat yang tak pernah luput 
Seorang satria tanpa kuda ialah seorang ayah
Seorang bidadari tak bersayap iyalah ibu kita
Sang waktu jawablah doa mereka
Sang ilahi berkahi langkahku 
Ayah ibu restuilah tapakakan kakiku
Di segenap hidupku bersemayam doamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun