Mohon tunggu...
Armelia
Armelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menelusuri setiap sudut-sudut bumi Allah untuk mencari keberkahannya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kolektivitas

8 Juli 2020   11:45 Diperbarui: 8 Juli 2020   11:55 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MASJID DENGAN MENARA YANG KOKOH

Untuk membangun sebuah menara yang kokoh kita memerlukan bahan-bahan penyusun dengan kualitas yang baik, sama pentingnya adalah membuat formulasi yang tepat agar campuran bahan-bahan tersebut memiliki kekuatan yang baik sehingga bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Sebuah menara yang kokoh akan memiliki rangka yang kokoh pula. Rangka bangunan menara terbuat dari logam yang ketahanannya sangat bagus. Selain rangka logam yang baik sebuah menara juga terdiri dari pasir, semen, kerikil sebagai komponen penyusun dindingnya. Mereka diaduk dengan komposisi yang tepat sehingga masing-masing sudah tidak menunjukkan dominasi sifat masing-masing.

Akan sangat berbahaya ketika masing-masing ngotot untuk menunjukkan dirinya sebagai bagian penting dari bangunan dinding menara yang kokoh. Sejumlah batu ketika sudah dicampur dengan pasir dan semen maka tak ada lagi orang yang memandangnya sebagai sebuah batu karena batu-batu tersebut sudah kehilangan wujudnya. Pasir yang lembut dan begitu mudahnya tertiup angin akan terikat dengan semen dan batu sehingga sifat lemah dan mudah tertiup angin lepas dari dirinya. Mereka semua menjelma menjadi wujud baru yang kokoh.

Pada lapisan terluar ada cat yang digunakan untuk mewarnai dinding menara yang sudah jadi. Cat dengan aneka warna inilah yang akan dilihat dengan jelas oleh berbagai macam orang dengan aneka pemahaman yang berbeda. Seorang anak kecil berusia 5 tahun berkata pada ayahnya "ayah, menara itu berwarna emas ya, indah sekali". Rata-rata anak kecil berusia segitu akan sesederhana itu memahami sebuah menara. Pandangan ini akan berbeda dengan pandangan arsitek dalam memahami menara tersebut. Seorang arsitek tidak akan terlalu lama memikirkan masalah cat, dia akan fokus pada struktur dan dinding menara tersebut, apa saja bahan penyusun dan komposisi bahan penyusunnya.

Bahkan ada bahan lain yang kadang digunakan dalam pembuatan menara yaitu papan dan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam bekerja baik sebagai mall (cetakan) atau aksesoris lain yang menunjang proses pembuatan menara tersebut. Setelah selesai kayu-kayu ini akan dibuang atau digunakan untuk keperluan lainnya karena kayu-kayu ini bukan bagian dari menara tetapi hanya diperlukan dalam proses pembuatannya.

Untuk membuat sebuah menara yang kokoh saja kita memerlukan kolektifitas yang luar biasa sehingga sebuah menara yang kokoh dapat dinikmati oleh banyak orang. Saya ingin menganalogikan bangunan menara ini sebagai tujuan dari amal-amal kolektif yang kita lakukan. Dalam banyak hal kehidupan sehari-hari kita akan dihadapkan dengan amal-amal kolektif karena dunia kita bukan dunia tarzan yang hidup sendirian.

Eksekutif, Legislatif, Penegak Hukum, Partai Politik, Badan Usaha, Yayasan, LSM semuanya bekerja dalam bingkai kolektif. Sehingga belajar beramal secara kolektif berarti kita belajar menuju hidup yang lebih baik. Kolektifitas yang baik akan menghasil keluaran dengan kualitas yang baik pula. Kolektifitas yang buruk akan menghasilkan keluaran dengan kualitas yang buruk pula. Repot kalau semuanya ingin menonjol dan terlihat. Sementara prinsip amal kolektif adalah masing-masing punya peran, dan masing-masing harus komitmen dengan perannya. Sehingga dihasilkan produk yang brilyan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun